DetailNews.id – Pemerintah Kota Kotamobagu terus mengukuhkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui Program 100 Doktor, sebuah inisiatif strategis untuk mencetak generasi unggul, ilmiah, dan berdaya saing global. Salah satu langkah konkret dari program ini diwujudkan melalui kegiatan sosialisasi program Magister dan Doktoral Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang digelar belum lama ini di Aula Rumah Dinas Wali Kota Kotamobagu.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pejabat Pemkot Kotamobagu, termasuk Asisten I, II, dan III, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, sangadi, dosen dari berbagai perguruan tinggi, serta masyarakat umum yang antusias mengikuti paparan program studi lanjutan dari UMM dan Universitas Muhammadiyah Manado.
Asisten III Setda Kotamobagu, Moh. Agung Adati, S.T., M.Si, dalam sambutannya menegaskan bahwa program ini menjadi bagian dari strategi pembangunan jangka panjang daerah yang berbasis inovasi, riset, dan pelestarian budaya lokal.
“Program 100 Doktor adalah program unggulan dari Wali Kota dr. Wenny Gaib, Sp.M dan Wakil Wali Kota Rendy Virgiawan Mangkat, S.H., M.H. yang ditujukan untuk ASN, dosen, guru, hingga masyarakat umum. Ini merupakan bagian dari upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sejalan dengan semangat Kotamobagu BERSAHABAT,” ujar Agung.
Program 100 Doktor dirancang dengan skema pembiayaan kolaboratif yang tidak sepenuhnya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini disampaikan oleh Syarif Rakhmat Mokoginta, S.Pd, selaku Tim Pengkaji Kebijakan Daerah (TPKD) Kota Kotamobagu.
“Program ini didukung oleh berbagai mitra strategis, mulai dari perguruan tinggi, lembaga riset, hingga sektor swasta. Pemerintah akan memfasilitasi klinik persiapan beasiswa, pelatihan academic writing, serta pendampingan proposal riset yang relevan dengan kebutuhan lokal,” jelasnya.
Mitra yang dilibatkan antara lain UMM, BRIN, LPDP, Dikti, Bappenas, BSKAP, hingga dukungan dana CSR dari BUMN dan perusahaan swasta. Selain itu, sejumlah kampus keagamaan seperti Universitas Muhammadiyah dan kampus Nahdlatul Ulama juga menjadi bagian dari jejaring beasiswa.
Dalam mendukung pendanaan riset berbasis daerah, Pemkot Kotamobagu juga telah menjalin komunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal ini diungkapkan oleh Siti Hadija Junaidi, M.Pd, anggota TPKD, yang menjelaskan bahwa diskusi awal telah dilakukan bersama Dr. Herie Saksono, M.Si dari BRIN pada 9 Juli 2025.
Sebagai langkah lanjut, Pemkot akan segera menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Muhammadiyah Malang, menyelenggarakan klinik persiapan beasiswa doktoral, dan workshop pengembangan proposal riset daerah yang mengintegrasikan pendekatan berbasis data dan kearifan lokal.
Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan dan akademisi dari Muhammadiyah, di antaranya:
- Drs. Masrur Mustamat, M.E. – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Utara
- Prof. Dr. Oman Sukmana, M.Si. – Guru Besar dan Dekan Program Doktoral Sosiologi UMM
- Jamaluddin Lamato, S.Pd, M.Pd, Kristine Dareda, Siska, serta Drs. Syahri Malomis, M.Pd dan Subekti Ali, S.Ag, M.Pd, tokoh-tokoh pendidikan Muhammadiyah dari Sulawesi Utara dan Kotamobagu.
TPKD menegaskan bahwa Program 100 Doktor menjadi bukti nyata keberpihakan Pemerintah Kota Kotamobagu terhadap penguatan kapasitas intelektual masyarakat sebagai fondasi pembangunan.
“Melalui sinergi dengan perguruan tinggi unggulan dan lembaga strategis nasional, kita bersama-sama membangun masa depan Kota Kotamobagu yang cerdas, mandiri, dan berkelanjutan,” tutup Syarif.
Peliput : Owen Bangki/Yardi Harun