DetailNews.id – Aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, kembali memicu persoalan lingkungan serius. Setiap musim penghujan, luapan lumpur dari kawasan tambang menggenangi lahan pertanian milik warga, bahkan merendam sejumlah rumah. Peristiwa serupa kembali terjadi pada Selasa (12/08/2025), memicu kekhawatiran dan keluhan dari masyarakat setempat.
Kondisi ini terungkap saat Wakil Bupati Bolaang Mongondow, Dony Lumenta, melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak banjir lumpur di Desa Bakan pada Rabu (13/08/2025). Dalam kunjungan tersebut, pemerintah desa dan warga menyampaikan bahwa lahan persawahan mereka tidak lagi bisa difungsikan akibat terus-menerus terendam lumpur setiap musim hujan.
“Pemerintah Daerah saat ini membutuhkan lahan seluas tujuh ribu hektare untuk membuka areal persawahan baru. Di sini, justru sawah tidak dapat digunakan karena luapan lumpur,” ujar Wabup Dony Lumenta kepada media usai peninjauan.
Selama puluhan tahun beroperasi di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, PT JRBM dinilai belum mampu mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan, khususnya di desa-desa lingkar tambang seperti Bakan. Setiap tahun, banjir lumpur berulang terjadi, dan hingga kini belum ada solusi yang benar-benar mampu mengatasi persoalan tersebut.
Akibatnya, puluhan hektare sawah yang sebelumnya menjadi sumber mata pencaharian utama warga berubah menjadi lahan mati, tak lagi bisa ditanami padi maupun komoditas pertanian lainnya. Kondisi ini memperparah ketahanan pangan lokal dan berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat desa.
Masyarakat berharap ada langkah tegas dari pemerintah daerah dan penanggung jawab tambang untuk menanggulangi dampak lingkungan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Peliput : Dayat Gumalangit