DetailNews.id – Momen sakral peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Kotamobagu seharusnya menjadi ajang penuh semangat dan sukacita. Namun, suasana berubah menjadi kelabu akibat pemadaman listrik yang terjadi justru di hari puncak perayaan, Minggu (17/08/2025).
Pemadaman tak hanya berlangsung sebentar. Listrik padam sejak pagi hari, tepat saat warga tengah bersiap mengikuti upacara bendera. Gangguan berlanjut hingga malam hari, bahkan menyentuh dini hari 18 Agustus, menyisakan keluhan dari berbagai lapisan masyarakat yang merasa kecewa.
Salah satu suara keras datang dari Ketua Fraksi Hanura DPRD Kota Kotamobagu, Agus Suprijanta, yang menilai kejadian ini sebagai bentuk kelalaian serius dari pihak PT PLN.
“Ini melanggar profesionalisme. Apalagi di momen penting seperti HUT RI ke-80, kok bisa-bisanya listrik padam di tengah persiapan masyarakat merayakan kemerdekaan?” ujar Agus dengan nada geram, Senin (18/08/2025).
Menurut Agus, PLN seharusnya dapat mengantisipasi risiko teknis jauh-jauh hari. Ia menekankan bahwa HUT RI adalah agenda tahunan nasional yang sudah pasti tanggal dan pelaksanaannya. Oleh karena itu, pemadaman listrik pada hari tersebut, dinilainya sebagai bentuk kegagalan manajemen dan perencanaan.
“Ini bukan kejadian dadakan. PLN mestinya sudah menyiapkan segala kemungkinan. Kalau hal sepenting ini saja tidak bisa diantisipasi, bagaimana masyarakat bisa percaya bahwa PLN mampu memberikan pelayanan terbaik?” tegasnya.
Agus juga mendorong agar PLN segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi dan mitigasi gangguan, terutama saat agenda nasional berlangsung. Ia menyebut, pemadaman listrik di hari kemerdekaan bukan hanya soal teknis, melainkan menyangkut penghormatan terhadap simbol negara dan kepercayaan masyarakat.
Sejumlah warga di Kotamobagu juga mengungkapkan kekecewaan melalui berbagai platform, termasuk media sosial. Banyak yang merasa bahwa momen yang seharusnya dirayakan dengan penuh semangat justru terasa “dipadamkan”.
“Alih-alih memberi energi untuk merayakan kemerdekaan, PLN justru seperti memadamkan semangat itu. Ini ironis dan menyakitkan,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang keluhan masyarakat terhadap layanan PLN, yang dalam beberapa bulan terakhir disebut masih belum optimal di berbagai wilayah, termasuk Kotamobagu. Kritik tajam dari DPRD diharapkan menjadi alarm keras bagi manajemen PLN agar tidak lagi abai terhadap kepentingan publik, terlebih di hari-hari penting kenegaraan.
“Ini bukan soal listrik padam semata. Ini soal kepercayaan publik, dan PLN harus menjaganya. Jangan ulangi kelalaian seperti ini di masa mendatang,” tutup Agus.
Peliput : Owen Bangki