DetailNews.id – Di tengah minimnya dukungan terhadap atlet daerah, sosok Chelsi Amba, gadis kelahiran 5 Mei 2008 asal Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), berhasil menunjukkan prestasi gemilang dalam dunia pencak silat dan membawa harum nama Sulawesi Utara di tingkat nasional.
Saat ini, Chelsi yang menempuh pendidikan di salah satu SMA di Kota Kotamobagu tengah berlaga di turnamen nasional pencak silat kategori seni tunggal putri. Video penampilannya telah dikirim ke panitia pusat, dan kini tinggal menunggu hasil.
Bakat Chelsi di cabang olahraga pencak silat sudah terlihat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Sejak itu, ia kerap mewakili Kabupaten Bolmong dalam berbagai turnamen dan selalu pulang membawa gelar juara hingga ke jenjang SMP.
Namun, minimnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bolmong terhadap atlet berprestasi, membuat sang ayah, Sutrisno Amba, memutuskan untuk memindahkan Chelsi agar mewakili Kota Kotamobagu.
“Dari SD hingga SMP, Chelsi selalu ikut turnamen atas nama Bolmong dan selalu juara. Tapi perhatian dari pemerintah sangat kurang,” ujar Sutrisno kepada awak media Senin (18/08/2025).
Sutrisno mengungkapkan kekecewaannya terhadap perlakuan yang diterima putrinya. Bahkan ketika Chelsi sempat meraih juara dan menerima plakat dari Wakil Bupati saat itu, uang pembinaan yang dijanjikan tidak pernah diterima.
“Hanya sebatas foto-foto saja, tapi tidak ada realisasi uang pembinaan. Itu sangat mengecewakan,” ungkap Sutrisno.
Chelsi bahkan harus membiayai sendiri perjalanan kompetisinya hingga ke tingkat nasional, meski masih membawa nama Bolmong kala itu.
Sejak membawa nama Kota Kotamobagu, Chelsi merasakan dukungan yang lebih nyata dari sekolah, pelatih, dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) setempat. Ia merasa lebih tenang dan dihargai.
“Pelatih dan kepala sekolahnya memberi jaminan dan perhatian serius. Saya jadi lebih tenang,” kata Sutrisno.
Chelsi sendiri sebelumnya berhasil meraih juara pertama di Bupati Cup II 2025 di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, kemudian melanjutkan prestasi di tingkat Provinsi Sulut dalam ajang Piala Gubernur Sulut, juga dengan gelar juara.
Di masa pemerintahan Bupati Yusra Alhabsyi dan Wakil Bupati Dony Lumenta, pihak Pemkab Bolmong mulai kembali menghubungi Chelsi untuk membawa nama daerah. Namun keluarga sudah terlanjur kecewa.
“Memang ada panggilan lagi, tapi saya serahkan ke Chelsi. Kecuali ada jaminan yang jelas, kami tidak mau lagi disakiti,” tegas Sutrisno.
Selain piawai di pencak silat, Chelsi juga aktif di cabang olahraga lain. Ia pernah ikut lomba lari 5 kilometer pada ajang Porprov Bolmong, dan juga terlibat dalam tim sepak bola putri yang tampil di berbagai turnamen di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia yang memadukan unsur keindahan gerakan (pencak) dan teknik pertarungan (silat). Seni bela diri ini juga mengandung nilai-nilai mental, spiritual, dan budaya, dan telah dikenal luas di Asia Tenggara.
Di Indonesia, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) menjadi organisasi resmi yang menaungi pencak silat nasional.
Kisah Chelsi Amba adalah refleksi nyata dari potensi besar anak-anak daerah yang kerap terabaikan. Keluarganya berharap pemerintah daerah, khususnya Bolmong, bisa mengambil pelajaran dan lebih serius mendukung atlet lokal.
“Yang kami harapkan bukan sekadar pujian atau foto, tapi komitmen nyata untuk masa depan anak kami dan atlet lainnya,” tutup Sutrisno.
Peliput : Owen Bangki