spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaBolmong“Big Game” di Mopugad: Ketika Sabung Ayam Bernilai Miliaran Luput dari Hukum

“Big Game” di Mopugad: Ketika Sabung Ayam Bernilai Miliaran Luput dari Hukum

DetailNews.id – Desa Mopugad, Kecamatan Dumoga Utara, tengah menjadi sorotan. Bukan karena prestasi atau panen raya, melainkan karena sebuah fenomena yang memprihatinkan: praktik sabung ayam berskala besar yang disebut warga sebagai “big game.”

Dalam satu hari pelaksanaan, total taruhan dalam empat arena sabung ayam yang tersedia dapat menembus angka Rp1 miliar. Tiga arena digunakan untuk sabung “box” dan satu lainnya untuk “ayam pisau” jenis pertarungan yang lebih ekstrem. Penonton harus merogoh kocek sebesar Rp50.000 per orang untuk menyaksikan langsung adu ayam yang dikemas layaknya sebuah kompetisi resmi.

“Panitianya berani undang tamu dari luar daerah. Karena aman. Tak pernah dibubarkan,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, menyinggung kepercayaan diri para penyelenggara.

Fenomena ini bukan sekadar soal sabung ayam. Warga mulai merasa resah dengan dampaknya terhadap lingkungan sosial dan keamanan. Praktik ini berlangsung di ruang terbuka, nyaris tanpa upaya penyamaran, dan digelar secara rutin. Namun hingga kini, belum ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum.

“Kami sudah sangat resah. Ini bukan lagi hiburan, tapi sudah mengganggu keamanan,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Warga khawatir, kegiatan ini dapat menimbulkan efek domino dari degradasi moral generasi muda, meningkatnya potensi kriminalitas, hingga kemungkinan keterlibatan jaringan premanisme, pinjaman ilegal, dan aktor-aktor tak terlihat yang bermain di belakang layar.

Ironisnya, keberadaan sabung ayam di Mopugad seakan dibiarkan tumbuh subur. Padahal, sebelumnya Polres Bolaang Mongondow cukup aktif dalam menindak praktik serupa di beberapa wilayah. Namun untuk Mopugad, suara laporan warga seolah hanya bergema di meja, tidak sampai di lapangan.

Fenomena ini menggambarkan sesuatu yang lebih dalam: rapuhnya penegakan hukum, lemahnya pengawasan sosial, serta kuatnya pengaruh ekonomi dalam meredam tindakan hukum.

Di satu sisi, ada peningkatan perputaran uang. Warung makan ramai, parkiran penuh, dan masyarakat kecil mendapat penghasilan tambahan. Namun di sisi lain, nilai-nilai kebersamaan, keamanan, dan moralitas mulai digerus perlahan.

Meskipun kekecewaan membayangi, warga belum menyerah. Mereka mendesak pihak Polres Bolmong dan pemerintah daerah untuk turun langsung melihat situasi di lapangan, bukan sekadar menunggu laporan masuk.

“Kami tidak anti hiburan, tapi ini sudah melampaui batas. Jangan sampai masalah ini memicu konflik yang lebih besar,” ujar salah satu warga dengan nada serius.

Desa Mopugad, yang dahulu dikenal sebagai wilayah pertanian yang tenang, kini menghadapi ujian besar. Di tengah sorak sorai sabung ayam dan gemerincing taruhan besar, suara warga yang menginginkan perubahan masih terus menggema—dengan harapan tak akan kalah oleh kebisingan arena.

Peliput : Dayat Gumalangit

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments