DetailNews.id – Polemik internal melanda Rumah BUMN Kotamobagu, lembaga yang selama ini dikenal sebagai wadah pengembangan UMKM di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR). Seorang pelaku usaha mikro, Sriyanti Mamonto pemilik usaha Dessertly resmi dikeluarkan dari grup WhatsApp binaan Rumah BUMN oleh Koordinator, Rhima Istiari Paputungan.
Keputusan tersebut menuai kontroversi karena diduga terkait tulisan suami Sriyanti, jurnalis media daring Zona BMR, Udi, yang sebelumnya menerbitkan artikel kritis mengenai grand opening Sains Caffe sebuah usaha yang beroperasi di lingkungan Rumah BUMN.
Dalam konfirmasi kepada wartawan, Sabtu (23/08/2025), Rhima membenarkan bahwa ia mengeluarkan Sriyanti dari grup binaan karena tidak mendapat klarifikasi langsung terkait pemberitaan yang dinilai menyeret nama baik Rumah BUMN.
“Saya hanya mengeluarkan Sriyanti, karena sejak berita itu keluar saya menunggu dia menelpon untuk menjelaskan. Tapi justru saya dapat laporan bahwa dia bertanya ke binaan lain soal bagaimana respon mereka terhadap berita itu. Bagi saya itu memprovokasi,” ujar Rhima.
Lebih lanjut, Rhima menilai Sriyanti tidak menunjukkan penghargaan terhadap berbagai manfaat yang telah diberikan oleh Rumah BUMN selama ini.
“Dia sudah ikut banyak kegiatan sejak tahun lalu, bahkan bertemu pihak DisdagkopUKM lewat event yang kami fasilitasi. Tapi tidak ada empati dari dia,” tambahnya.
Meski demikian, Rhima menegaskan bahwa Rumah BUMN tetap fokus pada pengembangan UMKM dan tidak akan terpengaruh isu-isu personal.
“Kami tetap bekerja untuk UMKM. Fokus kami saat ini ada pada program rebranding kemasan. Jika ada yang sengaja menjatuhkan citra saya, itu di luar kerja Rumah BUMN,” tegasnya.
Sementara itu, Sriyanti Mamonto membantah tudingan bahwa ia pasif atau tidak kooperatif. Ia menegaskan bahwa berbagai capaian dan akses yang diperoleh berasal dari inisiatif pribadinya, bukan semata bantuan Rumah BUMN.
“NIB saya urus sendiri, bantuan dari DisdagkopUKM juga hasil komunikasi pribadi saya. Rumah BUMN hanya sebatas tempat saya ikut seminar. Soal tulisan suami saya, saya bahkan menegur dia setelah tahu,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (27/08/2025).
Ia juga mengaku sudah mencoba menghubungi Rhima usai dikeluarkan dari grup, namun tidak direspons.
“Saya langsung kirim WA menanyakan alasan saya dikeluarkan, tapi tidak pernah dijawab. Lalu bagaimana bisa dibilang saya tidak ada itikad baik?” tandasnya.
Lebih jauh, suami Sriyanti, Udi, yang juga Ketua Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Bolmong, menyebut tindakan Rhima sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan potensi pelanggaran terhadap kebebasan pers.
“Saya menulis berdasarkan pandangan jurnalistik, dan artikel itu adalah bentuk evaluasi publik. Mengeluarkan istri saya dari grup binaan karena tulisan saya adalah bentuk intimidasi, dan itu melanggar Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999,” tegasnya.
Menurut Udi, tindakan ini mencerminkan ketidakprofesionalan lembaga yang seharusnya bersifat inklusif dan melayani seluruh UMKM tanpa diskriminasi.
“Rumah BUMN itu lembaga publik yang dibiayai oleh negara. Tidak bisa digunakan untuk kepentingan pribadi atau emosional,” katanya.
Udi pun memberikan ultimatum agar pihak koordinator memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka.
“Saya beri waktu 2×24 jam. Kalau tidak, saya akan melaporkan ke pihak berwenang dan menempuh jalur hukum,” pungkasnya.
Peliput : Owen Bangki
