spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaBolmongDari Pekarangan Sekolah, Tumbuh Karakter dan Harapan Masa Depan di Bolmong

Dari Pekarangan Sekolah, Tumbuh Karakter dan Harapan Masa Depan di Bolmong

DetailNews.id –Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus digital, puluhan sekolah di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) justru memilih kembali ke akar ke tanah, ke pekarangan, ke alam. Melalui inisiasi Dinas Pendidikan Bolmong, lahan-lahan kosong di lingkungan sekolah kini mulai disulap menjadi kebun hidup yang produktif dan penuh makna.

Gerakan ini bukan sekadar tren berkebun. Ia adalah bentuk nyata dari pendidikan karakter mengajarkan anak untuk menanam, merawat, memanen, dan lebih dari itu, menghargai proses.

“Kalau anak-anak sudah terbiasa menanam sejak di sekolah, maka kebiasaan itu akan mereka bawa pulang ke rumah. Ini bukan hanya soal panen cabai atau sayur, tapi bagian dari pendidikan karakter,” ujar Bachruddin B. Marto, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Bolmong, dalam pernyataannya baru-baru ini.

Dari data Dinas Pendidikan, 286 sekolah telah berpartisipasi dalam gerakan ini. Jika masing-masing sekolah mampu menghasilkan hanya 5 kilogram cabai saja, maka setiap panen bisa menghasilkan lebih dari 1 ton cabai kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan lokal.

Namun angka hanyalah simbol. Yang lebih penting, kata Marto, adalah kesadaran yang tumbuh dalam hati peserta didik. Bahwa dari aktivitas menanam, anak-anak belajar nilai-nilai seperti kerja sama, kesabaran, tanggung jawab, dan cinta lingkungan.

Sekolah yang dulunya identik dengan kelas dan papan tulis, kini menjelma menjadi laboratorium kecil kehidupan. Anak-anak diajak untuk belajar langsung dari tanah bahwa setiap benih yang ditanam, jika dirawat dengan sungguh-sungguh, akan tumbuh. Sama seperti cita-cita mereka.

“Ketahanan pangan itu dimulai dari hal kecil, dari pekarangan yang kita rawat bersama,” imbuh Marto.

Tidak hanya siswa, para guru, kepala sekolah, bahkan orang tua ikut dilibatkan. Kolaborasi ini membuat kebun sekolah menjadi ruang pertemuan antar generasi, tempat nilai-nilai ditanam bersama, dan harapan disemai untuk masa depan.

Tomat, cabai, kangkung, sawi apa pun yang tumbuh di kebun sekolah kini bukan sekadar tanaman, tapi simbol dari pendidikan yang hidup dan membumi.

Dalam dunia yang semakin cepat dan serba instan, inisiatif ini mengajarkan anak-anak satu hal penting segala sesuatu butuh proses. Dan proses itu dimulai dari tangan-tangan kecil mereka yang menyentuh tanah, menyiram, dan menunggu dengan sabar.

Melalui gerakan ini, sekolah di Bolmong tidak hanya membekali siswa dengan ilmu kognitif, tetapi juga membangun karakter, menanam nilai, dan yang terpenting mencetak generasi yang peduli dan tangguh.

Peliput : Dayat Gumalangit

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments