DetailNews.id – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) bersama sejumlah mitra strategis menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan Roadmap Penelitian Koridor Hidupan Liar Tanjung Binerean, Kamis (25/09/2025) di Hotel Sutan Raja, Kota Kotamobagu.
Kegiatan ini menjadi langkah awal yang strategis untuk memperkuat arah kebijakan konservasi yang berbasis riset ilmiah, khususnya di wilayah perbatasan Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo yang memiliki ekosistem penting.
FGD dibuka secara resmi oleh Plt. Asisten Administrasi Umum Setda Bolsel, Rikson Paputungan, S.Pd., M.Pd., MM, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Perwakilan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Boltim–Bolsel, Pimpinan OPD terkait di lingkup Pemkab Bolsel, Perwakilan LSM dan akademisi, Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program Sulawesi.
Dalam sambutannya, Rikson menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Bolsel memiliki komitmen jangka panjang dalam menjaga keberlanjutan ekosistem di kawasan Tanjung Binerean, yang dikenal sebagai salah satu koridor penting bagi satwa liar dilindungi di Pulau Sulawesi.
“Komitmen kami tidak hanya sebatas regulasi. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat lokal terlibat aktif dalam setiap program konservasi. Pelestarian akan lebih efektif jika dilakukan secara partisipatif,” ujar Rikson.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada WCS Indonesia Program, yang selama ini menjadi mitra aktif dalam kerja-kerja konservasi dan pendampingan masyarakat di kawasan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada WCS atas konsistensinya mendukung program pemerintah, khususnya dalam penelitian dan pelestarian keanekaragaman hayati,” tambahnya.
Dokumen roadmap penelitian yang sedang disusun diharapkan menjadi pedoman strategis bagi seluruh pihak dalam mengembangkan program konservasi yang terarah, berbasis data, dan berdampak langsung pada ekosistem maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pemerintah daerah juga berharap dokumen ini dapat Menjadi referensi ilmiah bagi akademisi dan peneliti, Menjadi acuan kebijakan jangka panjang, Mendukung kolaborasi dengan lembaga donor dalam kegiatan riset dan konservasi.
“Pemkab Bolsel berkomitmen untuk terus mengawal hasil FGD ini hingga tahap implementasi. Ini bukan akhir dari proses, melainkan awal dari kerja kolektif yang lebih konkret,” tegas Rikson.
Koridor Tanjung Binerean merupakan kawasan penting yang menjadi habitat burung endemik, mamalia besar, dan berbagai jenis satwa dilindungi lainnya. Selain berfungsi sebagai penyangga ekosistem, wilayah ini juga menjadi sumber kehidupan ekonomi dan budaya masyarakat lokal.
Dengan upaya terpadu antara pemerintah, masyarakat, dan mitra konservasi, Tanjung Binerean diharapkan dapat dikelola secara berkelanjutan, menjadi model kawasan konservasi yang mengedepankan pendekatan ilmiah dan partisipatif.
Peliput : Taufik Dali