DetailNews.id, Sleman – Warga yang di tinggal di sepanjang Jalan Kemusuh Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, DIY, mengeluhkan aktivitas truk pengangkut material galian C ke lokasi proyek tol Bligo, Kabupaten Magelang.
Keluhan warga disepanjang jalanan itu, bukan tanpa alasan. Pasalnya, truk yang lalu lalang di Jalan Kemusuh tersebut menimbulkan polusi debu dengan volume tinggi. Selain itu, menimbulkan getaran dan kebisingan sehingga keberadaan warga.
Menurut sejumlah warga yang tinggal Jalan Kemusuh, keluhan mereka bukan tidak mendukung pembangunan daerah. Tetapi, harusnya pihak pelaksana proyek juga memperhatikan faktor keamanan, keselamatan dan gangguan lingkungan bagi warga sekitar agar tidak terdampak dari kegiatan proyek yang ada.
“Coba bayangkan, setiap hari pagi, siang dan seterusnya di sepanjang Jalan Kemusuh ini, ratusan truk pengangkut material galian C ke proyek tol. Tanpa memperhatikan faktor lingkungan yang tercemar debu, getaran sampai kebisingan. Kasihan warga setempat,” ujar salah seorang tokoh warga setempat, Tri Atmoko (62), Senin, (13/10/2025).
Dikatakannya, truk yang melintas beriringan sehingga mengakibatkan debu dengan volume tinggi beterbangan sampai ke rumah-rumah warga. Belum lagi getaran dan kebisingan yang ditimbulkan. Lebih parah lagi, sulit truk ini saat balik dari mengantar material berjalan kecepatan tinggi melebihi kecepatan dari kendaraan masyarakat umum.
“Supir-supir truk itu kalau kembali dari mendrop materialnya ke tol kembali dengan kecepatan tinggi. Kan bahaya itu,” ujarnya.
Lain dengan sejumlah Puskesmas Tempel II, saat ditanya tentang debu yang berterbangan di sekitar perumahan warga. Menurut par petugas kesehatan ini, debu di jalan yang disebabkan truk memang mengganggu pernapasan dan penglihatan. Karena itu, petugas kesehatan yang tidak berkenan disediakan namanya, berharap Pemkab Sleman, Pemda DIY dan pihak proyek tol segera mengambil langka tepat untuk mengendalikan debu.
“Harus segera ada solusinya. Karena kalau tidak bisa saja anak-anak maupun dewasa terganggu saluran pernapasannya. Ini yang lebih parah,” jelas beberapa petugas kesehatan di Puskesmas Tempel II.
Ia juga menuturkan getaran dari kendaraan berat yang melintas menyebabkan tanah di sekitar rumahnya terjadi gangguan. Artinya, lama-lama bisa memicu retakan pada dinding, lantai atau bisa juga kaca jendela pecah.
Untuk diketahui, truk pengangkut galian C setiap hari ratusan armada melintas di Jalan Kemusuh tersebut. Melintas di depan Puskesmas Tempel II, Kantor Kalurahan Banyurejo dan pemukiman warga.
Yang disayangkan warga, supir yang lewat tidak memperhatikan faktor pencemaran lingkungan. Bahkan, saat lewat selain berkonvoi, truk juga tidak ditutup terpal. Parahnya lagi, saat kembali dari lokasi tol, mereka pulang kebut-kebutan karena mengejar target untuk bisa kembali mendrop material.
Saat dikonfirmasi ke pihak pelaksana tol, hingga berita turun tidak ada satupun pihak proyek yang bersedia diminta komentar. Saat disampaikan tujuan kedatangan media ini, mereka justru menjauh.
Sementara pihak perangkat Kalurahan Banyurejo juga tidak menanggapi kedatangan media.
Peliput : Islam