DetailNews.id, Sleman – Banyak tokoh masyarakat dan praktisi dari Sleman mulai angkat bicara dan mengomentari mengenai revitalisasi pembangunan taman di Jalan KRT Pringgodiningrat, Kabupaten Sleman, DIY.
Para tokoh dan praktisi ini dalam komentarnya tidak menyoal mengenai besaran anggaran yang digunakan prmbangunan fevitalisasi taman tersebut yang mendekati angka Rp3 miliar itu. Yang jadi sorotan, karena revitalisasi taman di Jalan KRT Pringgodiningra termasuk kawasan perkantoran Pemda Sleman, selalu dilakukan.
Padahal di lokasi yang sama, juga sebelumnya dilakukan revitalisasi serupa di era kepemimpinan Bupati Sri Kustini.
“Kami dari masyarakat tidak menyoal seberapa besar anggaran pembangunan. Yang jadi masalah karena yang dibangun Pemda itu, ya itu-itu saja setiap pergantian Bupati. Padahal, kondisi bangunannya masih bagus, tapi kok itu-itu terus yang bongkar pasang,” ujar Wakiono (57), seorang tokoh masyarakat asal Banyurejo, Sleman.
Sorotan serupa datang dari sejumlah praktisi hukum yang juga warga Sleman. Mereka (praktisi hukum) ini menilai revitalisasi taman dan kompleks perkantoran Pemkab Sleman jika dilihat dari kondisi bangunan belum saatnya dilakukan.
Yang harus dilakukan pemerintahan daerah saat ini melakukan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah dari kapanewon hingga kelurahan. Sehingga pembangunan di Sleman tidak terjadi kepincangan.
“Saat inikan ada kepincangan pembangunan. Coba saja kita turun ke kapanewon-kapanewon dan kalurahan, asih banyak fasilitas umum mendesak diperbaiki. Tapi kenapa komplek perkantoran dan taman sekitarnya yang dibongkar pasang lagi. Tidak adil seperti ini,” kata sejumlah praktisi hukum tersebut kepada detailnews.id di Seyegan, Kabupaten Sleman.
Salah satu yang mendesak dilakukan pemerintah daerah Sleman seperti perawatan jalan yang berlubang. Masih adanya masyarakat yang belum memiliki tempat hunian layak. Jadi kata mereka, membangun daerah tidak harus fokus di komplek perkantoran Pemda saja.
“Apa lagi setiap tahun atau setiap pergantian pemimpinnya dilakukan revitalisasi,” tegas mereka lagi.
Menanggapi sorotan sejumlah kalangan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Sugeng mengungkapkan alasan revitalisasi taman di komplek perkantoran Pemkab Sleman dilakukan.
Kepada media ini, Sugeng mengatakan bahwa saat ini Pemkab fokus menata perkotaan sekaligus lingkungan Pemkab karena sudah mulai banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga.
“Sebenarnya revitalisasi yang dilakukan ini, hanya untuk mempercantik saja,” ujar Sugeng.
Dia juga menyampaikan bahwa, revitalisasi yang dilakukan tidak sekadar dipercantik seiring sudah banyaknya masyatakat yang manfaatkan kawasan ini. Tetapi dibalik revitalisasi ini pihaknya dari DLH juga mendesain kawasan tersebut dengan ramah divabel.
“Kami juga menata kabel jaringan telekom kecuali listrik sehingga lingkungan betul-betul bersih dan ramah lingkungan. Karena selama ini keberadaan kabel tersebut, tampaknya semrawut,” timpal Sugeng.
Mengenai pemerataan pembangunan, diakui Sugeng bahwa pemerintah daerah sudah melakukan pembangunan terutama pembangunan fasilitas umum ruang terbuka hijau (RTH).
“Kita sudah banyak membangun Fasum. Seperti di Jalan Afandi, Kapanewon Depok dan beberapa lapangan Fasum. Pembangunan Fasum ini dilakukan sejak 2021 sampai sekarang sudah dilakukan di beberapa tempat. Ada juga di Kapanewon Godean, Turi, Tempel, Moyudan,” jelas Sugeng.
Hal sama pada tahun 2024 lalu, juga dilakukan perbaikan Lapangan Mlati dan tahun 2025 ini pembangunan fevitalisasi Fasum di Condongcatur.
Peliput : Islam
