DetailNews.id, Manggarai Timur – Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang seharusnya menjadi penopang ekonomi keluarga miskin justru menyisakan tanda tanya di Desa Compang Laho, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur. Kisah Ibu Ester Pi dan anaknya, Vinsensius Santus, mencerminkan carut-marutnya pendataan dan penyaluran bantuan sosial di daerah, di mana harapan masyarakat kecil sering tergerus oleh birokrasi yang tak jelas.
Awalnya, Ibu Ester Pi sempat menerima bantuan Sembako hingga empat kali pencairan. Namun, secara tiba-tiba namanya hilang dari daftar penerima PKH. Senada, Vinsensius Santus, meski pernah tercatat sebagai penerima PKH, kartu bantuannya justru diterima orang lain, sehingga ia tak bisa mengakses haknya.
Media detailnews.id mencoba menguak masalah ini dengan meminta klarifikasi kepada Pemerintah Desa Compang Laho pada Rabu, 3 Desember 2025. Kepala Desa menjawab pada Kamis, 4 Desember 2025, bahwa pihak desa masih menunggu konfirmasi dari Pendamping PKH yang sedang sakit, sehingga pertanyaan seputar status bantuan Ester dan Vinsensius belum mendapat jawaban pasti.
Klarifikasi juga dilakukan ke Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur. Pada 4 Desember 2025, Dinas Sosial menyatakan bahwa NIK Ibu Ester Pi “tidak ditemukan”, sehingga usulan untuk memasukkannya ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) gagal. Ironisnya, Ibu Ester sebelumnya pernah menerima bantuan PKH.
Sementara itu, untuk Vinsensius Santus, Dinas Sosial melalui Koordinator Kabupaten (Korkab) menyebut bahwa ia bukan penerima PKH, melainkan penerima Sembako dan Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) yang sudah dicairkan. Pernyataan ini bertentangan dengan pengalaman Vinsensius, yang pernah menerima kartu PKH namun jatuh ke tangan orang lain dan hingga kini belum menerima BLTS.
Kisah Ester dan Vinsensius bukan sekadar masalah individu, melainkan gambaran umum dari kompleksitas dan celah dalam sistem penyaluran bantuan sosial. Ketika NIK tidak ditemukan dan kartu bantuan nyasar ke tangan yang salah, pertanggungjawaban menjadi kabur.
Masyarakat Desa Compang Laho berharap adanya kejelasan dan solusi konkret, bukan sekadar jawaban yang saling melempar tanggung jawab. Kasus ini menjadi pengingat bahwa meski pemerintah menjanjikan pengentasan kemiskinan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Peliput : Safrinus





