DetailNews.id, Kerinci – Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian (Ditjen LIP) Kementerian Pertanian menggelar rapat koordinasi (Rakor) percepatan program Optimasi Lahan (Oplah) dan Cetak Sawah bersama pimpinan daerah Provinsi Jambi. Kegiatan tersebut berlangsung di Rumah Dinas Bupati Bungo, Rabu (17/12/2025).
Rakor ini dihadiri oleh Gubernur Jambi Al Haris, Bupati Bungo Dedy Putra, Bupati Kerinci Monadi, Bupati Tanjung Jabung Timur Dillah Hikmah Sari, Wakil Bupati Sarolangun Gerry Trisatwika, jajaran Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan Umum, serta perwakilan Korem Jambi.
Direktur Jenderal LIP Kementerian Pertanian, Hermanto, menyampaikan bahwa rakor tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan melalui program oplah dan cetak sawah. Program ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto serta kebijakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
“Provinsi Jambi memiliki potensi besar dalam meningkatkan kapasitas produksi pangan melalui program optimasi lahan dan cetak sawah. Jambi menjadi salah satu wilayah prioritas karena ketersediaan lahannya cukup luas,” ujar Hermanto.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kerinci Monadi mengusulkan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi sawah kepada Kementerian Pertanian melalui Ditjen LIP, serta program oplah non-rawa untuk Kabupaten Kerinci. Usulan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi dan mendukung ketahanan pangan Provinsi Jambi.
Hermanto menambahkan, target nasional cetak sawah yang dicanangkan Presiden dan Menteri Pertanian mencapai 3 juta hektare selama periode 2024–2029.
Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris mengusulkan program cetak sawah seluas 40 ribu hektare di wilayah Provinsi Jambi. Ia menegaskan kesiapan pemerintah daerah untuk mendukung program tersebut sepanjang lahan yang diusulkan memenuhi persyaratan teknis.
“Pemerintah Provinsi Jambi siap menyediakan lahan pertanian tambahan hingga 40 ribu hektare guna memperkuat kemandirian pangan daerah dan mendukung target swasembada pangan nasional secara berkelanjutan,” jelas Al Haris.
Hermanto juga mengungkapkan bahwa Provinsi Jambi sebelumnya mengalami defisit ketersediaan pangan yang cukup tinggi. Pada tahun 2024, defisit pangan mencapai sekitar 50 persen. Namun pada 2025, produksi pertanian meningkat seiring bertambahnya luas tanam dan dampak positif dari program oplah dan cetak sawah, sehingga defisit pangan menurun menjadi sekitar 37 persen.
“Usulan dan target yang disampaikan dalam rakor ini diharapkan dapat terealisasi, terutama dalam memperkuat swasembada beras Provinsi Jambi ke depan,” tutup Hermanto.
Peliput : Kamra





