DetailNews.id, Bulungan – Alam menyimpan banyak pelajaran tentang persaudaraan dan pengorbanan. Pesan itulah yang disampaikan Alkindi Bilfaqih, Pembina Alhikam Cinta Nusantara sekaligus Komisaris Perumda Benuanta Kaltara Jaya, dalam tausiyahnya pada Minggu (14/12/2025).
Di hadapan jamaah Al-Hikam, Alkindi mengajak hadirin merenungi hubungan antarmakhluk ciptaan Tuhan. Menurutnya, pepohonan, rumputan, air laut, hingga air sungai hidup dalam keterkaitan dan saling bergantung, tanpa saling menzalimi.
“Pohon yang besar tidak pernah menzalimi rumputan kecil di sekitarnya. Begitu pula rumputan, ia sadar diri dan hidup berdampingan. Padahal, keduanya sama-sama besar fungsinya bagi manusia,” tutur Alkindi dengan nada tenang.
Ia menjelaskan, pohon rindang menghasilkan oksigen yang dihirup manusia, sementara rumputan menjaga kesuburan tanah dan ketahanan lingkungan. Meski berbeda bentuk dan peran, semuanya menjadi fasilitas kehidupan yang diciptakan Tuhan demi manusia.
Tak hanya itu, Alkindi juga menyinggung pertemuan air asin laut dan air tawar sungai. Keduanya tidak saling menghilangkan, justru menciptakan ekosistem baru yang menopang kehidupan biota, mangrove, dan keseimbangan alam.
“Di sanalah kita belajar. Bahkan makhluk yang tidak berakal mampu hidup berdampingan demi kelangsungan hidup yang lebih besar,” katanya.
Dalam refleksinya, Alkindi mempertanyakan sikap manusia yang telah dianugerahi akal dan hati, tetapi kerap gagal menyadari bahwa sesama manusia adalah saudara.
Mengutip ayat Al-Qur’an Innamal mu’minuna ikhwatun (sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara), ia mengajak jamaah untuk berani berdamai, memaafkan, dan meleburkan ego di hadapan Allah.
“Seberseteru apa pun kita dengan seseorang, di hadapan Allah kita harus memastikan telah berdamai. Alam mengajarkan itu kepada kita setiap hari,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagaimana pahit dan manis yang menyatu demi menghadirkan secangkir kopi yang nikmat, demikian pula manusia seharusnya mampu mengorbankan ego demi kemaslahatan bersama.
Tausiyah tersebut ditutup dengan ajakan untuk rendah hati, berani meminta maaf, dan memaafkan orang lain sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Sang Pencipta.
“Betapa besar pengorbanan makhluk lain demi manusia. Maka sudah sepatutnya kita belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi,” pungkasnya.
Pelipur : Raden





