DetailNews.id – Di tengah upaya membangun daerah yang berdaya saing, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengirimkan pesan tegas: pemerintahan bersih dan bebas korupsi adalah fondasi pembangunan yang berkelanjutan.
Pesan ini digaungkan dalam Sosialisasi Anti Korupsi dan Pencegahan Benturan Kepentingan yang digelar bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkab Boltim. Kegiatan ini bukan hanya rutinitas birokrasi, melainkan bagian dari roadmap besar menuju tata kelola yang transparan dan akuntabel.
Hadir dalam acara ini Wakil Bupati Argo V. Sumaiku, Sekda M. Iksan Pangalima, para kepala OPD, dan jajaran ASN lintas bidang. Namun sosok sentral di balik semangat tersebut adalah Bupati Boltim, Oskar Manoppo, yang tak henti menekankan satu nilai integritas.
“Sekecil apa pun praktik korupsi bisa merusak sistem, mencederai kepercayaan publik, dan mencoreng nama baik pemerintah,” tegas Oskar dalam arahannya.
Bupati Oskar mengingatkan bahwa korupsi bukan selalu soal miliaran rupiah. Bentuknya bisa halus dan tersembunyi: gratifikasi, pungutan liar, hingga penyalahgunaan jabatan. Benturan kepentingan pun menjadi sorotan tajam ketika proyek diberikan kepada keluarga, atau keputusan diwarnai kepentingan pribadi.
“Kelihatannya kecil, tapi dampaknya sangat besar. Objektivitas ASN bisa rusak, publik kehilangan kepercayaan, dan integritas ikut hancur,” ujarnya.
Dalam forum itu, Oskar mengajak semua ASN Boltim berkomitmen pada empat prinsip utama:
- Menolak dan melaporkan gratifikasi.
- Menghindari intervensi pribadi dalam keputusan.
- Mematuhi pakta integritas yang telah ditandatangani.
- Menjunjung tinggi aturan serta kode etik ASN.
Menurutnya, kejujuran adalah warisan terbaik seorang pegawai negeri. Bukan pangkat atau jabatan yang akan dikenang, tetapi sikap dan keteladanan dalam mengemban amanah rakyat.
“Kalau kepercayaan sudah hilang, pemerintah tidak lagi dianggap mampu menjalankan amanah rakyat,” kata Oskar, dengan nada serius.
Semangat ini menjadi penting, karena ASN adalah wajah paling dekat dari pemerintah yang dilihat rakyat. Jika wajah itu ternoda oleh korupsi, maka kepercayaan publik ikut hancur. Sebaliknya, jika ASN menunjukkan integritas, maka kepercayaan itu tumbuh, dan pemerintahan bisa bergerak lebih efektif.
Pemkab Boltim pun sadar bahwa pembangunan fisik hanya satu sisi dari kemajuan. Sisi lainnya yang jauh lebih menentukan adalah pembangunan mental, etika, dan budaya kerja yang bersih.
“Tidak ada toleransi terhadap korupsi dan benturan kepentingan. ASN harus jadi teladan bagi masyarakat,” tegas Bupati menutup sambutannya.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa tata kelola yang sehat bukan terjadi dengan sendirinya, melainkan hasil dari pilihan sadar untuk membangun kepercayaan, menolak kompromi, dan berdiri di atas nilai kejujuran.
Dengan langkah-langkah seperti ini, Boltim tengah menata pondasi pemerintahannya bukan hanya untuk saat ini, tapi untuk masa depan. Karena di era keterbukaan dan akuntabilitas, yang dibutuhkan bukan hanya pemimpin yang cerdas, tapi juga aparatur yang berintegritas.
Peliput : Amingsih Mustapa