DetailNews.id – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mulai membenahi sistem penanganan bencana dengan menyoroti aspek yang selama ini kurang mendapat perhatian layanan gizi darurat bagi korban bencana.
Melalui pelatihan khusus yang diikuti oleh 21 tenaga kesehatan, Pemkab Boltim menyadari bahwa kesiapan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi korban bencana masih tergolong rendah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Boltim bekerja sama dengan UPTD Bapelkes Manado, dan berlangsung selama lima hari di Hotel Aston Manado.
Peserta pelatihan terdiri atas pengelola gizi puskesmas, perwakilan RSUD Boltim, serta staf dari Dinas Kesehatan.
“Korban bencana tidak hanya membutuhkan tempat tinggal sementara atau obat-obatan. Mereka juga membutuhkan asupan nutrisi yang tepat untuk mempercepat proses pemulihan fisik dan mental,” ungkap salah satu peserta dari RSUD Boltim.
Selama ini, penanganan bencana di daerah lebih banyak difokuskan pada evakuasi, logistik, dan medis darurat. Namun, kebutuhan akan gizi yang sesuai sering kali terabaikan, padahal aspek ini memegang peranan penting dalam mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi kesehatan pada korban, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Minimnya jumlah tenaga gizi yang memiliki kompetensi dalam situasi krisis menjadi salah satu tantangan utama. Karena itu, pelatihan ini juga mencakup penyusunan protokol penanganan gizi darurat, sebagai bagian dari integrasi sistem tanggap darurat yang lebih komprehensif.
“Harapannya, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas teknis, tetapi juga menciptakan tenaga kesehatan yang tangguh dan responsif dalam kondisi darurat,” ujar perwakilan Dinas Kesehatan Boltim.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Pemkab Boltim untuk memperkuat sistem kesehatan daerah dalam menghadapi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah tersebut.
Dengan pelatihan gizi darurat ini, Boltim menegaskan komitmennya untuk membangun sistem penanggulangan bencana yang tidak hanya fokus pada penyelamatan, tetapi juga pada kualitas pemulihan korban secara holistik.
Peliput : Amingsih Mustapa