DetailNews.id, Bolmong – Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi SE MSi, menegaskan akan mencabut izin pangkalan elpiji yang terbukti menjual gas 3 kilogram bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), menyusul keluhan masyarakat atas kelangkaan menjelang Natal dan Tahun Baru.
Penegasan ini disampaikan menyusul banyaknya keluhan masyarakat terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram di sejumlah wilayah, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Warga melaporkan hampir seluruh pangkalan kehabisan stok, dan apabila ada pasokan masuk, gas bersubsidi itu langsung habis dalam hitungan menit.
“Kami tidak akan mentolerir pangkalan yang memanfaatkan situasi dengan menjual elpiji 3 kilogram di atas HET. Jika terbukti melanggar, izinnya akan kami cabut,” tegas Bupati Yusra Alhabsyi.
Menurut Bupati, elpiji 3 kilogram adalah barang bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat kecil. Oleh karena itu, distribusi dan harga harus sesuai aturan pemerintah. Pemerintah daerah akan meningkatkan pengawasan bersama instansi terkait agar distribusi elpiji berjalan tertib dan tepat sasaran.
Kelangkaan elpiji 3 kilogram dinilai sangat meresahkan masyarakat, terutama umat Kristiani yang tengah mempersiapkan Hari Raya Natal. Banyak warga mengaku kesulitan mendapatkan gas untuk memasak dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Bupati menghimbau masyarakat melaporkan pangkalan yang menjual di atas HET atau menimbun stok, agar distribusi bersubsidi kembali normal.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong, Seriyanto, memastikan tidak ada pangkalan yang menjual gas ke warung pengecer. “Saat ini kami memantau langsung pangkalan di Kecamatan Dumoga Barat dan Dumoga Tengah. Memang gasnya sedang dalam perjalanan, tapi warga yang mengantri memastikan harga dijual sesuai HET, Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu,” ujar Seriyanto.*
Peliput : Dade Paputungan





