DetailNews.id – Lapangan Sparta Tikala, Kota Manado, dipenuhi semangat nasionalisme dan kebanggaan budaya lokal dalam Festival Seni Budaya Bantik yang digelar Minggu (05/09/2025). Acara ini menjadi peringatan 76 tahun gugurnya pahlawan nasional Robert Wolter Mongisidi, sekaligus ajang pelestarian budaya anak suku Bantik.
Festival berlangsung meriah dengan suguhan tarian, musik tradisional, dan atraksi TNI, namun tetap sarat makna sejarah dan refleksi atas perjuangan Wolter Mongisidi, pahlawan asal Bantik yang gugur dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda.
Momen paling mengharukan terjadi saat Robby Mongisidi, adik kandung Robert Wolter Mongisidi, membacakan kisah kepahlawanan sang kakak. Ia menceritakan detik-detik keberanian Wolter yang menolak matanya ditutup saat eksekusi tembak, dan kalimat terakhir yang ditulisnya: “Setia hingga akhir.”
Seluruh hadirin terdiam. Kisah itu menyentuh hati para generasi muda yang hadir, sekaligus menghidupkan kembali semangat perjuangan dan nilai-nilai kejuangan dalam bingkai budaya lokal.
Festival semakin semarak dengan penampilan tarian adat, musik bambu, serta atraksi paramotor TNI AU dan pasukan TNI AD, membentuk sinergi antara tradisi dan semangat kebangsaan.
Filosofi hidup suku Bantik pun digaungkan kembali, antara lain: Hintakinang: satu perasaan, Hintalinang: saling menolong, Hinggirondang: saling menyayangi.
Nilai-nilai ini menjadi pengingat bahwa budaya Bantik menyimpan kekuatan dalam membangun solidaritas dan persatuan bangsa.
Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara, Tahlis Gallang, yang hadir mewakili Gubernur Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya festival ini.
“Festival ini bukan hanya peringatan sejarah, tapi juga momentum untuk membangkitkan semangat kebangsaan, apalagi baru saja kita memperingati 17 Agustus,” ujar Tahlis.
Sebagai putra Bantik, Tahlis turut menyoroti pentingnya pelestarian budaya, termasuk bahasa Bantik yang masih digunakan oleh generasi muda.
“Saya bangga karena pemuda Bantik masih berbahasa Bantik. Ini sangat penting untuk menjaga identitas budaya dan semangat juang Wolter Mongisidi,” tegasnya.
Festival ini menjadi bukti bahwa warisan budaya dan sejarah perjuangan pahlawan lokal dapat bersinergi dalam membentuk karakter bangsa. Di tengah tantangan zaman, semangat seperti yang diwariskan oleh Robert Wolter Mongisidi tetap relevan membela tanah air, menjaga kebersamaan, dan mencintai budaya sendiri.
Dari lapangan Sparta Tikala, pesan keberanian dan cinta tanah air kembali digaungkan: bahwa menjadi Indonesia berarti mencintai sejarah, budaya, dan sesama.
Peliput : Owen Bangki





