DetailNews.id – Di tengah lonjakan harga bahan pokok, khususnya beras yang hampir menyentuh Rp17.000 per kilogram di wilayah Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) di bawah kepemimpinan Bupati Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid, mengambil langkah cepat dan strategis untuk menjaga stabilitas pangan dan daya beli masyarakat.
Bupati Iskandar Kamaru menegaskan bahwa Pemkab Bolsel telah mempersiapkan anggaran melalui APBD sebagai bentuk antisipasi terhadap gejolak harga bahan pokok, terutama beras.
“Jauh sebelum harga beras naik, kami sudah siapkan intervensi melalui subsidi pangan. Ini adalah komitmen kami untuk melindungi masyarakat dari tekanan ekonomi akibat inflasi bahan pokok,” ujar Iskandar.
Sebagai tindak lanjut, melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pemkab Bolsel meluncurkan program Gerakan Pangan Murah Bersubsidi yang dilaksanakan di 81 desa se-Bolsel.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bolsel, Kasman Djauhari, mengungkapkan bahwa sebanyak 10.125 paket pangan telah disiapkan dan didistribusikan kepada masyarakat. Setiap paket berisi 5 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, dan 1 kilogram gula pasir, yang dijual hanya seharga Rp58.500 setelah disubsidi sebesar Rp50.000 oleh pemerintah daerah.
“Langkah ini merupakan wujud perhatian dan kehadiran nyata pemerintah di tengah kondisi ekonomi yang menekan masyarakat, khususnya kelompok berpenghasilan rendah,” kata Kasman.
Data minggu pertama Juli 2025 yang dirilis oleh Dinas Perindag Bolsel menunjukkan lonjakan signifikan harga sejumlah komoditas penting:
- Beras Serayu & Ciherang: Rp16.500 – Rp17.000/kg
- Bawang Putih: Rp40.000 – Rp45.000/kg
- Bawang Merah: Rp60.000 – Rp65.000/kg
- Cabai Merah Keriting: Rp65.000 – Rp70.000/kg
- Cabai Rawit: Rp90.000 – Rp100.000/kg
- Tomat: Rp28.000 – Rp30.000/kg
- Minyak Goreng Curah: Rp28.000 – Rp30.000/liter
- Gula Pasir: Rp18.000 – Rp19.000/kg
- Telur Ayam Ras: Rp58.000 – Rp60.000/bak
- Daging Sapi: Rp130.000 – Rp135.000/kg
Kondisi ini jelas memberikan tekanan besar terhadap konsumsi rumah tangga, terutama di kalangan masyarakat rentan. Oleh karena itu, program intervensi pangan murah menjadi sangat strategis dan dinanti-nantikan.
Langkah ini juga mencerminkan keberpihakan Pemkab Bolsel terhadap ketahanan pangan berbasis lokal, sekaligus menjadi contoh konkret bagaimana pemerintah daerah dapat memainkan peran aktif dalam meredam dampak inflasi komoditas pangan secara langsung di lapangan.
Peliput : Taufik Dali








