DetailNews.id – Kabar baik datang bagi masyarakat Boltim, khususnya yang bermukim di sekitar wilayah Atoga hingga Mooat. Setelah bertahun-tahun dinanti, jalur vital penghubung antarwilayah tersebut kini resmi masuk tahap perbaikan, sebagai bagian dari program prioritas pembangunan infrastruktur Pemkab Boltim.
Proyek ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025, dan diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap mobilitas warga serta mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
“Perbaikan jalan Atoga sudah mulai jalan, dan targetnya harus finish tepat waktu. Masyarakat harus segera merasakan manfaatnya. Tapi saya imbau, pengendara tetap hati-hati karena pekerjaan masih berlangsung,” ujar Bupati Boltim, Oskar Manoppo, yang akrab disapa Papa Zaki, Jumat (19/09/2025).
Meski proyek ini disambut positif, sejumlah kritik dan pertanyaan publik juga mencuat di media sosial terkait transparansi dan kecepatan pelaksanaan. Menanggapi hal tersebut, Bupati Oskar memberikan penegasan.
“Saya sangat menghargai masukan dan kritik, tapi mari kita bicara pakai data yang valid. Kritik boleh, bahkan harus, tapi jangan asal lempar isu. Yang pasti, kami kerja, bukan sekadar janji,” tegasnya.
Bupati juga memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tetap menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah, karena memiliki dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Boltim, yang juga menjabat Asisten II Setda Boltim, Haris Pratama Sumanta, memaparkan rincian teknis proyek tersebut.
“Proyek ini resmi dikontrak sejak 20 Agustus 2025, dengan nilai anggaran sebesar Rp1,3 miliar. Masa pekerjaan berlangsung selama lima bulan dan dijadwalkan selesai pada 7 Desember 2025,” jelas Haris.
Ia menambahkan bahwa sesuai arahan Bupati, standar mutu dan keamanan jalan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan proyek.
“Kita tidak ingin hanya cepat, tapi juga harus sesuai standar. Jalan ini harus benar-benar layak dan aman dilalui masyarakat,” tambahnya.
Jalan Atoga–Mooat dikenal sebagai akses penting yang menghubungkan berbagai desa dan menjadi jalur distribusi hasil pertanian masyarakat. Kerusakan jalan yang telah berlangsung lama sempat menyulitkan aktivitas warga, termasuk dalam hal pendidikan, transportasi hasil panen, hingga layanan kesehatan.
Kini dengan dimulainya proyek perbaikan, warga mulai merasakan harapan baru.
Peliput : Amingsih Mustapa