DetailNews.id – Ruas jalan nasional AKD Kaiya–Kotamobagu, tepatnya di Desa Muntoi, Kecamatan Passi Barat, mengalami amblas sepanjang kurang lebih 12 meter pada Rabu malam (17/09/2025) pukul 18.45 WITA. Peristiwa ini disebabkan oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Bolmong selama sepekan terakhir.
Akibat amblasnya badan jalan, hanya satu lajur yang kini dapat dilalui kendaraan dengan sistem buka-tutup. Meski tidak sampai memutus total akses, kondisi ini menimbulkan risiko tinggi bagi pengendara, terutama saat malam hari atau ketika hujan turun.
“Terjadi retakan pada badan jalan dan saluran pembuangan di bagian bawah. Akibatnya, struktur jalan tergerus air dan amblas,” jelas Abdul Muin Paputungan, Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Bolmong, saat dikonfirmasi pada Kamis (18/09/2025).

Ia juga mengingatkan bahwa potensi kerusakan dapat bertambah parah jika kendaraan bermuatan berat tetap melintas di jalur tersebut.
“Kalau truk atau kendaraan besar tetap lewat, retakan bisa meluas. Bukan tidak mungkin jalan ini akan putus total jika tak segera ditangani,” tegasnya.
Peristiwa ini menjadi perhatian serius karena lokasi amblas hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Jembatan Muntoi yang sempat putus diterjang banjir pada September 2024 lalu. Dua kejadian serupa dalam waktu dua tahun dan di lokasi yang berdekatan menjadi indikator kuat terhadap kerentanan infrastruktur wilayah tersebut terhadap bencana hidrometeorologi.
“Ini harus menjadi alarm bersama. Infrastruktur kita sangat rentan terhadap hujan ekstrem. Perlu evaluasi menyeluruh dan rencana jangka panjang,” lanjut Paputungan.

Menanggapi kejadian ini, Plt Kepala BPBD Bolmong, Vedy Mokoginta, menyatakan bahwa tim reaksi cepat telah diterjunkan untuk melakukan kaji cepat dan pengamanan awal.
“Kerusakan terjadi pada bagian plat duicker sepanjang kurang lebih 12 meter. Saat ini sudah dalam penanganan. Kami sudah koordinasi dengan Satker PJN Wilayah II dan dinas teknis terkait,” ungkap Vedy.
Langkah-langkah darurat yang dilakukan antara lain Pemasangan garis polisi di sekitar lokasi, Pengaturan lalu lintas oleh aparat Polsek Passi Barat, Sistem buka-tutup kendaraan, Koordinasi lintas instansi untuk perencanaan perbaikan, Imbauan untuk Masyarakat dan Pengendara.
Meskipun jalur AKD masih dapat dilewati, BPBD mengimbau pengendara untuk waspada, terutama kendaraan besar seperti truk dan bus, yang diminta menghindari jalur ini atau mengurangi muatan dan kecepatan saat melintas.
“Kami minta masyarakat lebih siap siaga, terutama menghadapi cuaca ekstrem yang masih berlangsung,” tutup Vedy.
Kejadian ini kembali menegaskan pentingnya ketahanan infrastruktur terhadap bencana alam, terutama di wilayah yang secara geografis rawan banjir dan longsor. Pemerintah daerah diharapkan segera menyusun langkah strategis untuk perbaikan permanen dan mitigasi risiko bencana jangka panjang.
Peliput : Dayat Gumalangit








