Selasa, Desember 30, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaNewsKecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo, PMKRI Soroti Kelalaian Keselamatan Maritim

Kecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo, PMKRI Soroti Kelalaian Keselamatan Maritim

DetailNews.id, NTT – Labuan Bajo, destinasi unggulan pariwisata Indonesia, kembali diselimuti duka. Tenggelamnya kapal wisata KM Puteri Sakinah di Perairan Labuan Bajo pada 29 Desember 2025 bukan sekadar kecelakaan tunggal, melainkan menjadi alarm merah atas lemahnya sistem keselamatan maritim di Indonesia. Insiden ini mengakibatkan meninggalnya seorang pelatih sepak bola asal Spanyol, Fernando Martin Carreras (44), bersama anaknya, serta membuka kembali catatan panjang kecelakaan laut yang terus berulang.

Peristiwa tersebut menuai sorotan tajam dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Melalui Ketua Lembaga Isu Kemaritiman PMKRI, Valentinus Jimy Laka, dalam pernyataan tertulis yang diterima DetailNews.id pada Senin, 29 Desember 2025, PMKRI mengecam keras lemahnya pengawasan keselamatan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Perhubungan.

PMKRI menilai, lonjakan pariwisata di Labuan Bajo tidak diiringi dengan mitigasi risiko dan penegakan standar keselamatan yang memadai. Kondisi tersebut dinilai memperbesar potensi kecelakaan laut, terutama di tengah meningkatnya aktivitas wisata bahari.

Data yang dihimpun menunjukkan, sepanjang tahun 2024 tercatat sekitar 15 kecelakaan kapal terjadi di perairan Labuan Bajo. Ironisnya, peningkatan jumlah wisatawan justru berjalan beriringan dengan praktik operasional yang dinilai berisiko, seperti masih beroperasinya kapal-kapal tua tanpa sertifikasi internasional, minimnya pengawasan pelayaran dengan hanya sekitar 40 persen kapal yang lolos inspeksi ketiadaan sistem pelacak AIS secara real-time, serta kompetensi awak kapal yang belum memenuhi standar keselamatan.

Situasi tersebut diperkirakan semakin kompleks dengan ancaman cuaca ekstrem yang diprediksi meningkat hingga 30 persen pada tahun 2025, sehingga menuntut kesiapan dan pengawasan yang lebih ketat dari seluruh pemangku kepentingan.

Menanggapi kondisi ini, PMKRI mendesak pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan maritim di Labuan Bajo. Mereka juga mendorong dilakukannya audit independen terhadap seluruh armada kapal wisata, pengetatan pengawasan berbasis teknologi seperti AIS dan drone, serta pembentukan satuan tugas keselamatan maritim lintas kementerian.

PMKRI menegaskan bahwa keselamatan tidak boleh lagi dikorbankan demi kepentingan ekonomi semata. Tragedi KM Puteri Sakinah menjadi pengingat pahit bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, seharusnya menjadi teladan dalam tata kelola keselamatan maritim.

Tanpa langkah nyata dan komprehensif, kecelakaan serupa dikhawatirkan akan terus terulang, mengancam keselamatan warga dan wisatawan, sekaligus mencoreng reputasi pariwisata nasional. Tragedi ini menjadi panggilan darurat untuk melakukan reformasi total demi keselamatan di perairan Labuan Bajo dan seluruh wilayah Indonesia.

Peliput : Safrinus

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments