spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaNewsKetegangan di Dua Desa Akibat Proyek PLTA Kerinci, Perusahaan Klarifikasi Kompensasi Warga

Ketegangan di Dua Desa Akibat Proyek PLTA Kerinci, Perusahaan Klarifikasi Kompensasi Warga

DetailNews.id, Kerinci – Ketegangan sempat terjadi di antara warga Desa Pulau Pandan dan Desa Karang Pandan, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, menyusul aktivitas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci Batang Merangin yang saat ini tengah berlangsung di aliran Sungai Tanjung Merindu.

Warga dari kedua desa tersebut meminta pihak perusahaan untuk menghentikan sementara kegiatan pembangunan. Mereka menilai proyek tersebut berdampak langsung terhadap lingkungan dan mata pencaharian, khususnya yang bergantung pada ekosistem sungai.

Menanggapi hal ini, Humas PLTA Kerinci, H. Aslori Ilham, angkat bicara saat ditemui awak media di Radje Coffee, Sungai Ning, pada Selasa (08/07/2025). Ia menegaskan bahwa pihak perusahaan telah menunaikan kewajiban terhadap masyarakat melalui pemberian kompensasi.

“Kami telah membayarkan kompensasi sebesar Rp 5 juta kepada masing-masing Kepala Keluarga (KK), sesuai hasil musyawarah bersama yang melibatkan empat unsur: pemerintah desa, tokoh adat, ulama, dan warga. Nilainya bukan ditentukan sepihak, tetapi merupakan kesepakatan bersama,” ujar Aslori.

Menurutnya, hingga saat ini lebih dari 500 KK telah menerima kompensasi tersebut. Namun, ia menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang mengajukan tuntutan di luar kesepakatan awal.

“Kalau ada yang belum menerima, itu karena mereka meminta nilai lebih tinggi dari yang sudah disepakati. Sayangnya, kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang ingin memicu ketegangan,” tambahnya.

Meski demikian, Aslori menegaskan bahwa pihak perusahaan tetap membuka ruang komunikasi dan berharap suasana kondusif tetap terjaga selama proses pembangunan berlangsung.

“Kami menyadari bahwa pro dan kontra itu wajar dalam proyek berskala besar. Namun mari kita hormati komitmen bersama. Yang perlu dipahami, dampak terhadap lingkungan hanya bersifat sementara selama masa konstruksi. Setelah selesai, kondisi sungai akan kembali seperti semula,” jelasnya.

Terkait kekhawatiran masyarakat soal menurunnya hasil tangkapan ikan, Aslori menjelaskan bahwa hingga kini belum ditemukan indikasi terjadinya kepunahan ikan atau fenomena ekologis seperti “banjir ikan”.

PLTA Kerinci Batang Merangin merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor energi baru dan terbarukan. Terletak di aliran Sungai Batang Merangin, di kaki Pegunungan Bukit Barisan, proyek ini bertujuan untuk memperkuat pasokan listrik di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, serta wilayah sekitarnya di Provinsi Jambi.

Dengan kapasitas daya yang diproyeksikan mencapai ratusan megawatt, proyek ini diharapkan menjadi penopang ketahanan energi nasional sekaligus bagian dari transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan.

Seperti halnya proyek besar lainnya, tantangan sosial dan lingkungan menjadi bagian tak terpisahkan. Kompensasi kepada warga terdampak, pengelolaan ekosistem sungai, serta komunikasi aktif dengan masyarakat lokal menjadi prioritas yang terus diupayakan oleh perusahaan.

Harapannya, proyek ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat tanpa mengabaikan aspek keadilan sosial dan kelestarian lingkungan.

Peliput : Kamrahadi

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments