DetailNews.id – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Sulawesi Utara menghadiri Workshop Petunjuk Teknis Integrasi dan Kebijakan Daerah Terkait AIDS, TBC, dan Malaria (ATM) yang digelar pada 3–4 Juni 2025 di Hotel Quality Manado.
Workshop ini menjadi bagian dari upaya nasional memperkuat sinergi lintas sektor dalam penanganan tiga penyakit menular utama: AIDS, Tuberkulosis (TBC), dan Malaria, melalui integrasi kebijakan di tingkat daerah yang lebih responsif, inklusif, dan berbasis kolaborasi.
Kegiatan tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah daerah, instansi vertikal, lembaga swadaya masyarakat, mitra pembangunan, serta organisasi keagamaan.
Kehadiran Ketua BAZNAS Sulut dalam forum ini menegaskan komitmen lembaga zakat dalam memperluas kontribusi sosial ke bidang kesehatan masyarakat.
“BAZNAS siap bersinergi dengan semua pihak dalam upaya penguatan respons terhadap AIDS, TBC, dan Malaria. Penanggulangan tiga penyakit ini bukan hanya tugas sektor kesehatan, tetapi juga tanggung jawab kita bersama dalam mewujudkan kesejahteraan umat,” ujar Ketua BAZNAS Sulut dalam sesi diskusi panel.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan potensi dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) untuk mendukung program-program kesehatan yang menyasar kelompok rentan, terutama pasien tidak mampu, penderita TBC kronis, maupun ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulut menyampaikan bahwa penanggulangan AIDS, TBC, dan Malaria membutuhkan pendekatan lintas sektor dan lintas lembaga.
Pemerintah daerah berkomitmen memperkuat integrasi kebijakan dan sinergi program bersama mitra strategis, termasuk BAZNAS, organisasi masyarakat, serta sektor swasta. Ini adalah wujud keseriusan kami dalam menurunkan beban penyakit menular yang masih menjadi tantangan di Sulut.
Workshop ini juga menjadi ajang pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar daerah dalam menyusun kebijakan integratif yang berbasis data dan kebutuhan lokal. Para peserta membahas strategi kolaboratif guna memastikan pelaksanaan program ATM lebih efektif dan menyentuh akar persoalan, termasuk aspek sosial, ekonomi, dan stigma di masyarakat.
Diharapkan, hasil dari workshop ini mampu meningkatkan koordinasi antar-instansi, kapasitas pelaksana program, serta optimalisasi sumber daya lokal termasuk potensi zakat, CSR, dan dukungan komunitas untuk memperkuat layanan kesehatan dan pencegahan penyakit menular di Sulawesi Utara.(**)