DetailNews.id – Aktivitas pengolahan emas menggunakan tong yang diduga mengandung bahan kimia berbahaya jenis sianida di Desa Mopusi, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, memicu kekhawatiran serius di kalangan masyarakat setempat. Keberadaan tong-tong tersebut sangat dekat dengan pemukiman warga dan bantaran sungai, meningkatkan risiko pencemaran lingkungan dan potensi bahaya bagi kesehatan.
Warga setempat menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi ini. “Tong-tong berdiri di tengah pemukiman warga dan berada di bantaran sungai. Dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kami masyarakat,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim Polres Kotamobagu, AKP Agus Sumandik, menegaskan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan tersebut. “Kami akan turun dan menindak tegas para pemilik tong-tong pengolahan emas tersebut. Apabila ditemukan benar ada penggunaan bahan kimia berbahaya, para pemiliknya akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Agus pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Sebelumnya, pada Juni 2024, Polres Kotamobagu berhasil mengamankan 50 drum sianida jenis Taekwang yang diduga akan disalurkan ke penambang emas ilegal di Bolaang Mongondow Raya. Namun, kasus tersebut sempat menuai kontroversi karena barang bukti dilepas kembali setelah 1×24 jam tanpa kejelasan status hukum lebih lanjut. Kapolda Sulut, Irjen Pol Yudhiawan, memberikan atensi khusus terhadap kasus ini dan menegaskan bahwa aktivitas pertambangan tanpa izin tidak akan ditoleransi di Sulawesi Utara .
Pihak kepolisian diharapkan segera melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap aktivitas pengolahan emas ilegal di Desa Mopusi dan memastikan tidak ada lagi praktik serupa yang membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penegakan hukum yang tegas dan transparan sangat diperlukan untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas.
Peliput : Owen Bangki/Yardi Harun
