DetailNews.id, NTT – Puskesmas Wae Nakeng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan asesmen kader Posyandu terlatih yang berlangsung pada Jumat, 19 Desember 2025.
Kegiatan asesmen ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk memastikan para kader Posyandu memiliki kompetensi yang optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, khususnya ibu dan anak.
Ketua Tim Pendamping Integrasi Layanan Primer (ILP) Puskesmas Wae Nakeng, Yosefa Reliana, saat diwawancarai DetailNews.id pada Minggu, 28 Desember 2025, menjelaskan bahwa asesmen bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu sekaligus mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kapasitas kader.
“Tujuan utama asesmen ini adalah memastikan kader memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai standar pelayanan kesehatan dasar, serta sebagai dasar penentuan kebutuhan pelatihan lanjutan,” ujar Yosefa.
Ia menyampaikan, asesmen ini diikuti oleh 33 kader Posyandu yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi dasar yang difasilitasi oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) pada Maret 2025. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini didampingi oleh lima orang petugas kesehatan dari Puskesmas Wae Nakeng.
Puncak dari rangkaian kegiatan tersebut adalah pemberian Tanda Kecakapan Kader (TKK). Proses menuju TKK meliputi pelatihan peningkatan kapasitas, praktik selama sembilan bulan dalam kegiatan Posyandu, serta asesmen akhir. Sertifikat TKK nantinya akan diberikan sesuai dengan hasil penilaian masing-masing kader.
Yosefa menambahkan, peran kader Posyandu terlatih sangat strategis dalam mendukung program kesehatan masyarakat. “Kader berperan sebagai penggerak dan motivator masyarakat, pelaksana kegiatan Posyandu, pencatat dan pelapor, sekaligus agen perubahan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Ke depan, Puskesmas Wae Nakeng berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan dan peningkatan kapasitas kader melalui kegiatan refreshing, simulasi, serta evaluasi berkelanjutan. Hal ini dilakukan mengingat hasil asesmen menunjukkan adanya variasi tingkat kecakapan kader, mulai dari kategori utama, madya, hingga purwa.
“Pendampingan berkelanjutan sangat penting agar seluruh kader dapat mencapai tingkat kecakapan yang diharapkan, sehingga kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dapat terus ditingkatkan,” pungkas Yosefa.
Peliput : Safrinus
