spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaKesehatanSekda Bolmut Buka Aksi Satu Konvergensi Stunting: Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Sekda Bolmut Buka Aksi Satu Konvergensi Stunting: Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

DetailNews.id – Sekretaris Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Jusnan Mokoginta, secara resmi membuka kegiatan Aksi 1 Analisis Situasi dalam rangka konvergensi percepatan penurunan stunting, Rabu, 28 Mei 2025 lalu, di ruang rapat Sekda.

Dalam sambutannya, Jusnan menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dan kolaborasi terpadu sebagai strategi utama dalam menghadapi tantangan stunting di Bolmut.

“Aksi satu ini adalah tahap awal dan sangat penting. Kita mengumpulkan, mengkaji, dan menganalisis data serta informasi untuk memahami kondisi, tantangan, dan penyebab stunting di wilayah kita. Tujuan utamanya adalah menyediakan dasar yang kuat bagi perencanaan intervensi yang tepat sasaran, efektif, dan terintegrasi,” ujar Sekda Jusnan.

Dari delapan aksi konvergensi, saat ini Bolmut tengah fokus pada empat aksi tersisa, yaitu Analisis Situasi (Aksi 1), Penguatan Perencanaan (Aksi 2), Penguatan Pelaksanaan (Aksi 3) dan Penilaian Hasil dan Monev (Aksi 4).

Keempat aksi ini menjadi kunci dalam menentukan efektivitas kebijakan dan langkah teknis di lapangan.

Kepala Dinas DPPKBPPPA Bolmut, Yani Lasama, dalam laporannya mengungkapkan penurunan signifikan jumlah keluarga berisiko stunting dalam empat tahun terakhir.

“Tahun 2021 tercatat 7.989 keluarga berisiko stunting. Tahun 2022 turun menjadi 5.163, lalu 5.017 pada tahun 2023, dan pada tahun 2024 tercatat hanya 3.171 keluarga,” ungkap Lasama.

Ia juga menjelaskan lima fokus kegiatan dalam pendekatan keluarga berisiko diantaranya Penyediaan data keluarga berisiko stunting, Pendampingan keluarga berisiko, Pendampingan calon pengantin dan pasangan usia subur, Surveilans keluarga berisiko dan Audit kasus stunting.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bolmut, Meity Tombinawa, menyampaikan bahwa pada bulan Agustus 2024, tercatat 158 anak stunting dari 4.907 balita yang diukur, dengan prevalensi sebesar 3,22 persen.

Ia menyebutkan penggunaan alat antropometri berstandar nasional di seluruh posyandu telah meningkatkan akurasi data.

“Namun, tantangan masih ada. Kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya posyandu, balita yang berpindah-pindah, dan kesibukan orang tua bekerja menyebabkan kunjungan posyandu belum maksimal,” ungkapnya.

Berikut data Prevalensi Stunting Menurut e-PPGBM:

  • 2022: 2,21%
  • 2023: 1,69%
  • 2024: 3,22%

Sedangkan menurut SSGI/SKI:

  • 2022: 21,9%
  • 2023: 27,8%
  • 2024: 18,6%

Sebanyak 47 desa di Bolmut telah dinyatakan bebas stunting. Pada tahun 2024, pemerintah juga menggelar aksi serentak penimbangan dan intervensi pada bulan Juni dan Agustus, dengan capaian kunjungan hampir 100 persen.

Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting secara berkelanjutan dan memperkuat pondasi pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Bolmut.

Sumber : Dinkes Bolmut

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments