DetailNews.id – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dari Daerah Pemilihan Bolaang Mongondow Raya (BMR), Seska Budiman, melayangkan kritik tajam terhadap rumah kemasan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) yang hingga kini belum difungsikan, meski telah dibangun sejak 2019 dengan anggaran lebih dari Rp1 miliar.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Sulut bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi, Jumat (22/08/2025), Seska menyampaikan bahwa fasilitas tersebut tak ubahnya seperti bangunan kosong karena hingga kini belum memberikan manfaat bagi pelaku usaha lokal.
“Kami di Boltim memiliki rumah kemasan yang dibangun sejak tahun 2019, tapi sampai sekarang belum pernah dioperasikan. Hampir semua pihak yang terlibat tidak tahu cara mengoperasikan alat-alat di sana,” ungkap Seska.
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu mendorong Disperindag Sulut agar segera menggelar pelatihan teknis bagi pihak-pihak yang ditugaskan mengelola rumah kemasan tersebut.
“Anggarannya cukup besar, lebih dari Rp1 miliar. Sayang kalau dibiarkan begitu saja. Kalau ada pelatihan, tentu bisa dimanfaatkan dan selaras dengan bantuan yang sudah diberikan,” tegasnya.
Seska menilai keberadaan rumah kemasan semestinya dapat membantu pelaku UMKM dalam pengemasan produk lokal agar lebih layak bersaing di pasar regional hingga nasional. Namun tanpa SDM yang memahami operasional peralatan, potensi tersebut menjadi sia-sia.
Menanggapi hal itu, Kepala Disperindag Provinsi Sulut, Daniel Mewengkang, menyatakan bahwa pihaknya akan terlebih dahulu memverifikasi sumber bantuan serta jenis peralatan yang tersedia di rumah kemasan tersebut.
“Kita harus lihat dulu jenis alatnya seperti apa. Kalau alatnya sama seperti yang ada di Disperindag dan bisa dioperasikan, kami siap menindaklanjuti dengan pelatihan bersama,” jelas Daniel.
Namun, ia menambahkan bahwa jika peralatan yang tersedia berbeda dari standar alat yang dikelola Disperindag Sulut, maka tanggung jawab operasionalnya akan dikembalikan ke kementerian pemberi bantuan.
“Kalau berbeda, maka pengelolaannya dikembalikan ke kementerian yang memberikan bantuan tersebut. Kira-kira seperti itu jawaban untuk Ibu Seska Budiman,” ujar Daniel.
Rumah kemasan merupakan fasilitas strategis untuk mendorong nilai tambah produk UMKM, terutama di sektor pangan olahan. Keberadaan fasilitas ini di Boltim semestinya menjadi peluang besar untuk peningkatan kualitas produk lokal, namun faktanya kini justru terbengkalai.
Dengan pernyataan terbuka dari Seska Budiman di forum resmi DPRD, diharapkan persoalan ini segera mendapat penanganan lintas instansi, agar aset negara yang telah dibangun tidak berubah menjadi bangunan sia-sia tanpa manfaat.
Peliput : Amingsih Mustapa