DetailNews.id – Para petani di Desa Pinamula, Kecamatan Momunu, mengeluhkan tercemarnya aliran Sungai Busak akibat aktivitas tambang emas dan galian C yang diduga tidak terkendali. Pencemaran ini telah berlangsung selama empat bulan terakhir dan berdampak langsung pada lahan persawahan serta sumber air bersih warga.
Air sungai yang dulunya jernih kini berubah menjadi keruh dan berlumpur, sehingga menyulitkan proses pengairan sawah. Akibatnya, para petani khawatir hasil panen akan menurun drastis.
“Air sungai jadi berlumpur dan tidak layak untuk irigasi. Ini sudah terjadi selama berbulan-bulan. Kami sudah beberapa kali lapor ke pihak terkait, tapi tambang tetap beroperasi seperti biasa,” ujar salah satu petani setempat, H, kepada DetailNews.id saat ditemui di lokasi.
Menurut H, meskipun pihak berwenang pernah datang untuk meninjau dan sempat menghentikan aktivitas pencemaran, namun dalam hitungan hari kondisi kembali seperti semula. Sungai kembali keruh, menandakan tambang tetap berjalan tanpa pengawasan ketat.
Lebih dari 100 petani dan puluhan hektare sawah terdampak akibat tercemarnya aliran Sungai Busak. Selain mengganggu produktivitas pertanian, pencemaran ini juga berdampak pada kualitas air bersih yang dikonsumsi masyarakat.
“Air sungai ini bukan hanya untuk sawah, tapi juga untuk kebutuhan sehari-hari warga. Jika terus begini, dampaknya bisa semakin luas dan membahayakan kesehatan,” keluh warga lainnya.
Masyarakat berharap agar pemerintah daerah dan instansi terkait segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan pencemaran yang terjadi, serta melakukan pemulihan lingkungan demi keberlangsungan pertanian dan kehidupan masyarakat di Desa Pinamula.
Peliput : Irwansyah