spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaBolselDua Warga Bolsel Tewas Kesetrum Ranjau Babi

Dua Warga Bolsel Tewas Kesetrum Ranjau Babi

DetailNews.id – Dua warga Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) ditemukan tewas setelah kesetrum ranjau babi, Minggu (30/01). Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Pinolosian, AKP Rusman M. Saleh.

“Iya benar, dua orang yang meninggal ini, Samsi Podomi (SM) 37 tahun dan Budimas Podomi (BP) 15 tahun murni karena kesetrum listrik ranjau babi yang di pasang di areal persawahan. Mereka ini adalah ayah dan anak,” ujar Kapolsek Rusman saat dikonfirmasi, Senin (31/01/2022).

Rusman menjelaskan kedua jasad korban tersebut awal kali ditemukan oleh pemilik sawah, Ahya Makalalag, sekitar pukul 11.00 WITA, dan langsung memberitahukan kepada pemerintah desa dan Babinsa setempat.

“Ahya Makalalag pemilik kebun sawah ini masih kami jadikan saksi. Kasus ini masih dalam penyilidikan,” katanya.

Berdasarkan penelusuran pihaknya, peristiwa yang menimpa SM dan BP itu bermula saat hendak mencari ayam yang hilang. Awalnya proses pencarian ayam ini dilakukan di halaman rumah dan berlanjut ke areal persawahan.

“Pada Minggu, sekira pukul 07.30 WITA BP dan Ismed Mokoagow pergi mencari ayam mereka yang tak kunjung terlihat, sehingga mereka mencarinya mulai dari halaman rumah hingga areal persawahan yang terletak di belakang rumah,” ujarnya.

Namun, saat pukul 07.40 WITA Ismed tak lagi melakukan pencarian ayam dan kembali ke rumah, sedangkan BP sebaliknya. SM yang merupakan ayah BP lalu menanyakan keberadaan anaknya kepada Ismed, dan langsung menyusul anaknya di areal persawahan.

Sementara itu, Anggota DPRD Bolsel, Muhamad Paputungan, mengatakan perihal peristiwa naas yang terjadi di areal persawahan warga ini mesti menjadi perhatian serius dari sejumlah pihak, utamanya dinas pertanian di daerah tersebut.

“Menggunakan fasilitas seperti pemasangan listrik di areal perkebunan ini seyogianya tidak dilakukan, meskipun ini dimaksudkan untuk mencegah supaya hama tidak masuk, misalnya seperti babi. Karena hal ini justru membahayakan nyawa orang lain. Jadi saya pikir perlu ada pendampingan serius juga oleh dinas pertanian,” ujarnya.

Paputungan menambahkan, terkait peristiwa ini perlu adanya langkah preventif oleh pemerintah melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Selain itu, bersinergi dengan pemerintah desa dalam rangka memberikan himbaun kepada petani supaya tidak menggunakan fasilitas yang bisa membahayakan keselamatan di area perkebunan.

“Saya pikir seberapa pun kita mengharapkan hasil pertanian; melindungi pertanian dari hama; dan seberapa pun hasil pertanian itu; tidak bisa disetarakan dengan nyawa. Jadi aspek kemanusiaan itu yang mesti kita ke depankan,” tandasnya.

(TD)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisment -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments