“Waktu tak akan menghapus cerita ini, walaupun kita sudah berada diruang yang berbeda jika kalian ingin kembali sikap kami tak akan berubah temui kami dijalan pergerakan rakyat”
DetailNews.id – Beberapa tahun silam, seorang pria nyaris meregang nyawa dengan menghadang rombongan Almarhum Dr Sinyo Harry Sarundajang (waktu itu sebagai Gubernur Sulut) dengan berbaring tepat di hadapan mobil Patwal yang melaju kencang di jalan utama Desa Paret, dari arah Kecamatan Kotabunan menuju ke Kecamatan Tutuyan.
Ia adalah Harmoko Mando, pria yang saat itu menjadi aktivis dalam aksi yang dilakukan tepat di momentum perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang pertama, semangat perjuangannya bersama warga Desa Paret yang menolak eksploitasi pasir besi di pesisir pantai oleh perusahan tambangan pasir besi yang pusat perusahaan tersebut berada di Desa Paret.
Alasannya berjuang bersama rakyat Desa Paret, Mereka menilai, jika eksploitasi ini dilakukan, maka akan terjadi kerusakan ekosistem lingkungan di pesisir pantai. Selain abrasi dan pendapatan nelayan menurun, juga akan terjadi pergeseran garis pantai yang diprediksi kawasan pemukiman para nelayan terutama di Desa Paret yang hanya berjarak beberapa meter saja dari pantai akan tergusur.
“Waktu tak akan menghapus cerita ini, walaupun kita sudah berada diruang yang berbeda jika kalian ingin kembali sikap kami tak akan berubah temui kami dijalan pergerakan rakyat” Harmoko.
Kini, tugasnya masih bersama rakyat mengawal demokrasi di tanah Timur Bolaang Mongondow.
Selamat Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-13 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).