DetailNews.id – Pada Jum’at 27/08/2021 Lembaga Seni Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Sulawesi Utara Menggelar Kegiatan Halaqah Kebudayaan Indonesia II: Sekolah Riset Sejarah, Kegiatan tersebut berlokasi di balai Diklat Keagamaan Manado.
Wakil Tanfidjiyah PWNU Sulut, Drs.Usman Langke Membuka kegiatan Sekolah Riset Sejarah tersebut, dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Lesbumi PWNU Sulut.
Pembukaan acara tersebut dirangkaikan dengan sesi diskusi panel dengan tema “Pandemik dan Problem Kebudayaan”, dengan tiga pembicara, yaitu Denny Pinontoan selaku Budayawan Minahasa, Rahman Mantu Akademisi IAIN Manado dan Taufik Bilfaqih selaku Majelis Kebudayaan Lesbumi NU Sulut.
Selain itu, hadir pula dua orang fasilitator dari pusat kajian kawasan Indonesia (PUSKATIN) yang memfasilitasi kelas belajar riset yang rencananya kegiatan tersebut akan berlangsung selama kurang lebih tiga hari dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan.
Peserta kegiatan berasal dari masing-masing perwakilan baik Lesbumi PWNU dan Lesbumi PCNU Kab/Kota yang ada di Sulawesi Utara.
Perwakilan dari PCNU Bolsel mengutus empat orang yaitu Nev Setiawan, Ari Putra Tangahu S.Kom, Riman Tamani S.AP, dan Arman Paputungan yang didampingi langsung oleh Ketua NU Bolaang Mongondow Selatan Zulkarnain Kamaru S.Ag.
Ketua NU Bolsel Zulkarnain Kamaru mangatakan tidak ada yang patut disampaikan kecuali semoga Allah SWT membalas segala amal perbuatan yang kita lakukan. Lesbumi adalah salah satu gardan terdepan Nahdlatul Ulama untuk membentengi budaya-budaya bangsa yang negatif, dari budaya-budaya yang merusak, norma-norma budaya di Indonesia. NU tidak hanya menjaga agama, lembaga-lembaga agama dan keagamaan tetapi lebih dari itu, NU menjaga tradisi dan menjaga budaya. Sehingga kalau tidak ada Lesbumi saya tidak tahu bagaimana nasib budaya dan tradisi yang telah digagas oleh para sesepuh NU.
Lanjutnya Tradisi dan budaya dan budaya yang ada di lingkungan NU ini adalah hasil perkawinan diantara budaya di Indonesia dengan syariat Islam,” Ucap Ketua NU Bolsel, Zulkarnain Kamaru.
LESBUMI NU bolsel punya misi setelah mengikuti “sekolah riset sejarah” untuk tindakkanjut bagaimana membuat kegiatan berupa seminar yang akan mengundang seluruh tokoh-tokoh adat dari 4 etnis yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sekaligus mengangkat tradisi yang sudah lama mulai terkikis dengan perkembangan zaman. Dan itu juga masuk sebagai salah satu visi misi pemerintah daerah Bolaang Mongondow Selatan “Berbudaya” mewujudkan daerah yang berbudaya, Tutup ketua NU bolsel.
“Saya sangat beruntung bisa bertemu dengan orang-orang hebat, mendapatkan ilmu dan teman baru,” ucap Ari Putra salah satu peserta Lesbumi PCNU Bolsel.
(TD)