DetailNews.id – Problem karakter anak di usia sekolah memang menjadi perhatian banyak kalangan. Pasalnya, di usia yang terbilang baru, mereka harus diperhadapkan dengan kenyataan dunia modern yang berkemungkinan dapat menciptakan mental anak bobrok, jauh dari budaya dan mempertontonkan perilaku tidak beradab.
Hal ini berkaitan dengan konsumsi dan serapan pengetahuan yang diperoleh. Pendidikan formal adalah solusi tetapi memiliki batasan waktu yang relatif singkat di setiap harinya. Sementara, serapan pendidikan yang diperoleh dari lingkungan keluarga tergantung latar belakang dan sifat orang tua dalam mengajarkan sebuah pemahaman dan menanamkan karakter kepada anak.
Persoalan inilah yang memicu andrenalin, niat, dan semangat Dudu Sukiman, ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Modayag Barat (MABAR) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Ditengah kesibukannya mengurus keluarga dan pekerjaannya, dia menyisihkan waktu menggembleng dan mendistribusi pengetahuan agama kepada anak di mesjid miftahuljannah Desa Inaton setiap pukul 18:30 bakda sholat magrib.
Ikhtiar yang dilakukannya adalah untuk menciptakan anak kecil dalam menghadapi usia transisi, mereka dapat menentukan sikap dan karakter sebagaimana harapan orang tua. Selain itu, perilaku anak di arahkan agar selalu berlaku baik kepada siap saja.
Sebagaimana informasi yang terhimpun, kepada DetailNews.id warga sekitar mengungkapkan perbedaan pola pendidikan yang di terangkan Dudu Sukiman merupakan ala pesantren, selain mengajarkan mengaji dan menghafal, pun perilaku bersosial adalah suplemen yang rutin diberikan kepada para anak didik yang menjadi santrinya.
Riki Akbar Matindas, salah satu tokoh pemuda Desa Inaton menuturkan, dirinya terkesima dengan usaha mendidik anak yang dilakukan ulama muda pendatang di Desanya itu.
“Ada beberapa hal yang menjadi catatan penting dan sebenarnya ini merupakan teguran keras terhadap kami warga setempat, sebab Cak Dudu hanya seorang yang baru kemarin bergabung menjadi keluarga kami di Desa ini, tetapi tekatnya membina, memproduksi, dan mengkader regenerasi kami sangat luar biasa”. Tutur Riki Akbar Matindas.
Seirama disampaikan Hariyadi Pomuri Ketua Remaja Mesjid saat bersua dihalaman mesjid Miftahuljannah, menurutnya Dudu Sukiman adalah jawaban yang hadir ditengah kebisingan modernisasi yang sedang melanda anak berusia dini.
“Cak Dudu mengajarkan anak-anak tentang budaya bersosial, kemudian menjelaskan hal ihwal berkaitan agama, yang dilakukannya sangat bermanfaat karena anak kecil di zaman ini sedang keasikan menikmati perkembangan modernitas, yang entah kita tidak tahu kalau-kalau dapat mengarahkan mereka menjadi pribadi yang sembrono, atau menjadi seseorang yang lebih baik”. Sampainya.
Hariyadi menjelaskan, giat bakda sholat magrib hingga sholat isya tersebut dapat menebus waktu lowong para anak.
“Mereka setiap hari memulainya dengan sholat magrib berjamaah, kemudian mengaji bersama, menghafal ayat dalam al-quran dan terjemahannya, dzikir, selain itu di jedah waktu Cak Dudu menceramahi mereka tentang kisah tauladan para nabi, menjelaskan tentang saling menghormati dan berperilaku jujur, serta menanamkan rasa patriotisme, semangat nasionalisme, hingga menutupnya dengan sholat isya berjamaah. Yang dilakukan Cak Dudu sangat luar biasa karena banyak waktu anak-anak yang terbuang, mereka hanya mengonsumsi media sosial, game dan televisi”. Jelasnya.
Terpisah, Dudu Sukiman saat dijumpai, dirinya mendeskripsikan tentang pentingnya Pendidikan.
“Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik di dalam pendidikan umum dan juga pendidikan agama, setiap manusia berhak memperoleh pendidikan karena pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan, saya hanya mengajarkan yang paling sederhana, hanya berkaitan agama, sosial dan bagaimana menerapkannya, yang para khalayak takuti kan hanya jika anak-anak dimasa mendatang menjadi seseorang yang sulit diarahkan dan tidak terarah, jadi jauh sebelum semua itu terjadi maka lebih baik kita mendidik dan mengajarkan mereka”. Jelasnya.
(WA)