DetailNews.id – Kasus penganiayaan oleh oknum Satpol PP terhadal pasutri di Gowa yang sempat viral ternyata masih belum selesai.
Bak balas pantun, kali ini giliran korban yang dilaporkan ke kepolisian. Laporan tersebut di inisiasi oleh organisasi masyarkat dari Brigadir Muslim Indonesia, Kamis (22/7/2021) kemarin.
Pelaporan didasari atas status kehamilan korban yang diduga hanya hoaks atau bohong.
Muhammad Zulkifli selaku Ketua Ormas Brigadir Muslim Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan secara tegas menjelaskan bahwa viralnya pernyataan korban yang mengaku hamil dinilai menjadi trigger yang menimbulkan pro dan kontra serta mendapat respon dari berbagai pihak.
Ia menyebut bahwa pasca kejadian tersebut banyak warga yang merasa berempati kepada kedua korban setelah melihat video viral oknum satpol PP menganiaya korban yang saat itu diduga tengah hamil.
Padahal kenyataannya korban tidak sedang hamil, bahkan hasil tes USG tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehamilan.
Akibatnya pihak tersangka dan keluarga mendapat kecaman dari netizen melalui media sosial.
Ditakutkan hal ini akan dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab dan membuat situasi menjadi tidak kondusif.
“Jujur pada saat itu simpati mengalir, saya juga seperti itu. Tetapi yang membuat kami sebenarnya agak kecewa karena apa, setelah dilakukan hasil tesnya tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan.”
“Kami merasa kecewa sebab korban ternyata tidak hamil padahal telah tersebar luas bahwa ia mengakui kehamilannya sudah 9 bulan dan setelah tes USG ternyata negatif,” kata Zulkifli dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (23/7/2021).
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mengatas Tambunan membenarkan laporan tersebut.
Nantinya polisi akan melakukan penyelidikan berdasarkan bukti video korban yang mengaku hamil yang dilaporkan oleh terlapor.
dilansir dari tribunnews.com
