Kamis, April 25, 2024
BerandaLokalPuan Coffe and Food dan Cerita di tengah Pandemik

Puan Coffe and Food dan Cerita di tengah Pandemik

DetailNews.Id – Puan coffe anda food adalah satu dari sekian kedai kopi dan makanan yang bisa kita temui di Kota Manado. Kedai ini berada di Jln. Boulevard II, Kelurahan Bitung Karang Ria, Kecamatan Tuminting.

Tepatnya, di samping jalan jalur Boulevard II, satu wilayah yang di proyeksi menjadi daerah ekonomi baru bagi pusat belanja dan bisnis di Manado utara.

Di sepanjang sisi kiri-kanan jalan jalur Boulevard II, kita bisa melihat berbagai kedai dengan aneka judul makanan dan minuman. Jika anda pernah jalan-jalan ke Manado utara sekadar melihat sunset sambil menikmati saraba dan jagung bakar, maka anda pasti familiar dengan daerah ini.
Namun baru sebulan kedai ini berdiri, mereka harus berhadapan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari pemerintah, dalam rangka meminimalisir penyebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut otomatis berpengaruh pada pendapatan usaha ekonomi warga karena waktu aktivitas yang terbatas.

“Kebijakan PPKM ini membuat kami mengalami kesulitan, tetapi harus bertahan”. Ucap Mila, owner Puan Coffe and Food.

Bagaimana cerita mereka bertahan dalam situasi tersebut, berikut wawancara langsung dengan owner Puan Coffe and Food:
Apa kabar Kak Mila?
“Baik”.
Bisa cerita sedikit kenapa namanya Puan Coffe and Food?
Sebelum masuk ke jawaban soal kenapa pilih nama puan, saya cerita sedikit dulu soal kenapa sampai buka cafe. Sebenarnya, saya sendiri secara pribadi belum ada niatan untuk buka cafe. Tapi dalam keluarga terkhusus adik saya, Rahmatullah ukoli, sudah cukup banyak pengalaman di usaha kuliner.”

“Di rumah ibu kami di Wonasa Tanjung, Mamat (nama panggilan akrab adik saya), bahkan sudah beberapa kali mencoba usaha cafe sederhana, atau cafe rumahan, dari bakso goreng almer dzaki, nasi kuning gorontalo, RM gorontalo food, dan terakhir ayam bakar iloni.”

“Hanya saja, sering berhenti di tengah jalan. Kendala utamanya soal tempat yang tidak strategis. Tapi Pemasaran lewat online, sebenarnya lumayan bagus.”

“Bulan Ramadhan kemarin, Saya dan Mamat iseng ikutan dalam event Cafe Ramadhan di Kawasan Mega Mas. Dari situlah sebenarnya awal lahirnya nama Puan. Waktu itu namanya Teras Puan. Puan sendiri sebenarnya di ambil dari nama kelompok belajar perempuan yang kebetulan saya adalah salah satu pendirinya, yaitu Puanacitya.”

“Selain suka dengan nama puan, barangkali juga karena sudah deadline waktu dari penyelenggara untuk segera memasukan nama tenan. Maka jadilah nama Teras Puan, dan menu andalan kami waktu itu adalah Ayam bakar iloni serta Bubur ayam.”

“Selama 25 hari di Cafe Ramadhan, ternyata apresiasi pengunjung lumayan baik, mereka sering tanya, apa kami punya kedai sendiri, dimana kedainya, nanti selesai ramadhan kalo mau cari harus kemana.”

“Maka sesudah Ramadhan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan Teras Puan, dengan mengganti namanya menjadi Puan coffee and food seperti sekarang ini.”

Menu yang dijual di Puan Coffe and Food ada apa saja?
Seperti namanya, Puan Coffee and food. Kami jelas menjual kopi dan makanan”.

Apakah ada menu andalan?
“Untuk makanan sendiri, jualan utama kami adalah Ayam Bakar Iloni. Selain itu ada juga menu andalan lainnya seperti mie geger, dan nasi goreng iloni. Ada juga beberapa menu lainnya.”
“Sementara untuk minuman seperti kopi, kami punya signature menu atau menu khusus, yaitu Kopi Susu Puan. Untuk menu kopi lainnya ada kopi susu, vietnam drip, mochachino, dll. Selain kopi ada juga smoothi drink seperti coklat, red velvet, taro, matcha, dan vanilla”

Untuk harga masing-masing menu kisaran berapa?

“Untuk menu makanan berada pada kisaran harga 12 ribu hingga 30 ribu rupiah, kalau untuk minuman sendiri ada di kisaran 8 ribu hingga 20 ribu rupiah.”

Dari keduanya, baik makanan atau minuman, apa yang sering di pesan pelanggan?

“Dalam sebulan aktifitas Puan coffee and food, minuman yang paling tinggi rating penjualannya adalah kopi susu, kopi susu puan, serta smoothi drink. Kalo untuk makanan sendiri, tiga menu andalan tadi yang paling banyak di pesan, Ayam bakar iloni, mie geger, dan nasi goreng iloni.”

Baik, sekarang kita tau bersama ada kebijakan PPKM, waktu aktivitas kedai ini otomatis terbatas, bagaimana pendapat anda?
“Saat ini ada kebijakan PPKM dari pemerintah terkait Covid-19. Tentu hal ini sangat berdampak pada aktifitas jual beli di kedai kami. Sebelum PPKM, jam operasional kami dimulai jam 1 siang sampai dengan jam 12 malam. Dengan pengunjung yang ramai di jam 5 sore sampai jam 12 malam.”

“Tapi selama PPKM, aktifitas dibatasi hanya sampai jam 8 malam. Tentu situasi ini sangat mempengaruhi pendapatan penjualan, terutama diminuman.”

“Sebab, Jika dihitung-hitung, waktu produktif bagi café ini hanya 3 jam, yaitu jam 5 sore sampai jam 8 malam. Dengan waktu efektif yang hanya 3 jam, kami tidak bisa berharap lebih.”

“Sudah untung kalau ada 1-2 orang pengunjung. Jikalaupun malam jam 8 ada pengunjung yang datang, kami terpaksa menolak, karena akan bertabrakan dengan jadwal patroli PPKM.”

“Bagi pengunjung yang tujuan utamanya makan, kami menawarkan untuk dibungkus saja, sebagian ada yg suka, tapi banyak juga yang kurang mau. Sementara bagi pengunjung yang datang untuk ngopi, pasti menolak kalau ditawari take a way.”

“Karena memang logikanya, yang ke cafe kalau tidak dengan tujuan makan, pasti utamanya adalah nongkrong sambil ngopi. biasanya mereka ini para milenial, baik yang masih kuliah atau pekerja muda.”

Lalu, bagaimana cara anda agar kedai ini tetap eksis dalam kondisi yang serba terbatas ini?

“Salah satu cara yang kami gunakan untuk tetap bertahan di tengah PPKM, yaitu dengan mengoptimalkan penjualan lewat online. Tapi seperti yang saya cerita diatas, jualan online hanya berlaku untuk makanan. Selama PPKM, tidak pernah ada yang memesan minuman lewat online.”

“Karena memang kalo dipikir-pikir, agak susah juga memesan segelas kopi susu seharga 12 ribu, dengan ongkos kirim ojek online yang bisa lebih dari harga segelas kopi susu. Rata-rata, orang mau minum kopi di cafe tidak semata karena ingin sekedar ngopi, tapi juga karena ingin nongkrong, hehehe”

Jadi selama PPKM, kami mengoptimalkan penjualan online pada menu makanan.”

“Bagi kami, ini menjadi tantangan yg lumayan berat, mengingat Puan yang baru sebulan, pelanggan yang masih terbatas, nama yang belum dikenal banyak orang, apalagi menu-menunya. Rata-rata yang memesan lewat online adalah mereka yang memang sudah langganan lama, atau mereka yang pernah berkunjung dan suka dengan makanan kami, serta kenalan-kenalan kami.”

“Sudah lebih dari seminggu kebijakan PPKM, pendapatan di puan coffe and food menurun 70-80%. Alhamdulillah, segalanya tetap harus di syukuri. Dengan tetap berdoa semoga keadaan segera membaik.”

Baik, terima kasih atas waktunya Kak Mila, semoga Pandemik cepat berakhir dan Puan Coffe and Food bisa kembali eksis seperti semula.

Demikian wawancara dengan owner Puan Coffe and Food, jika anda tertarik untuk menikmati sejumlah menu andalan di atas, silahkan mampir, dijamin rasanya enak dan harganya bersahabat.

 

 

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments